Perwira senior Pentagon yang bertanggung jawab atas keamanan di Indo-Pasifik mengatakan pada 17 Oktober lalu bahwa AS telah menyaksikan lebih banyak perilaku “koersif dan berisiko” yang dilakukan oleh pilot Tiongkok di Laut Cina Timur dan Selatan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Ely Ratner, asisten menteri pertahanan untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik, menyatakan bahwa sejak musim gugur tahun 2021, telah terjadi “lebih dari 180” kejadian seperti ini.
Pentagon mempublikasikan gambar dan video yang belum pernah dirilis sebelumnya, menunjukkan pesawat tempur Tiongkok mencegat pesawat AS di wilayah udara internasional untuk menyoroti pola tersebut. Gambar dari Januari 2022 menunjukkan jet tempur Tiongkok terbang secara berbahaya di dekat pesawat militer AS dalam upaya untuk mengintimidasi mereka, menurut pernyataan Pentagon mengenai kejadian tersebut. Rekaman tersebut menunjukkan bahwa beberapa jet tempur Tiongkok berada dalam jarak 20 kaki dari pesawat AS.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dan pejabat Pentagon lainnya “sebelumnya telah menyampaikan keprihatinan mereka tentang perilaku ini dalam berbagai situasi, termasuk selama pertemuan Menhan pada tahun 2021 dan 2022 dengan Jenderal Wei Fenghe, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan Nasional Republik Rakyat Tiongkok serta pidato publik Menteri pada Dialog Shangri-La pada tahun 2022 dan 2023, kata Pentagon.
Namun, upaya Pentagon untuk berkomunikasi dengan para pemimpin militer Tiongkok tahun ini tidak berhasil, dan para pejabat AS mulai menyatakan kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai tidak adanya komunikasi antar militer antara kedua negara.
Kini, Pentagon sedang bersiap-siap untuk merilis “Laporan Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat Tiongkok” tahun 2023, yang juga dikenal sebagai Laporan Kekuatan Militer Tiongkok, sebagaimana diwajibkan oleh Kongres. Kajian tahunan ini mencakup modernisasi dan ekspansi militer terkini di Tiongkok. Ini juga memberikan informasi penting tentang pengembangan nuklir Tiongkok.