Amerika Serikat berencana menanggapi perluasan militer Tiongkok
Pentagon bermaksud untuk mengerahkan sejumlah besar drone dan peralatan militer canggih dalam beberapa tahun ke depan, dengan memanfaatkan “sistem otonom” sebagai respons terhadap pertumbuhan militer Tiongkok yang signifikan dalam hal personel dan persenjataan. Strategi ini disoroti oleh Wakil Menteri Pertahanan AS Kathleen Hicks dalam konferensi teknologi militer di Washington, DC.
Hicks menekankan perlunya inovasi dalam menghadapi persaingan strategis dengan Tiongkok, yang menurutnya berbeda dari pesaing yang lebih lamban seperti yang dihadapi AS selama Perang Dingin. Ia juga menggarisbawahi bahwa ketika AS berada dalam wilayah konflik seperti Irak dan Afghanistan, Tiongkok berfokus pada pembangunan militer modern untuk melawan keunggulan operasional yang telah dinikmati AS.
Dijelaskan juga bahwa kekuatan Tiongkok terletak pada kekuatan militernya yang lebih besar, mencakup lebih banyak kapal, rudal, dan manusia. Sebagai tanggapannya, AS bertujuan untuk mengimbangi jumlah penduduk Tiongkok dengan jumlah penduduknya yang sulit diprediksi dan tangguh.
AS bermaksud untuk menerapkan berbagai “sistem otonom yang dapat diatribusikan” di berbagai bidang dalam 18 hingga 24 bulan ke depan. Pendekatan ini hemat biaya dan mengurangi risiko bagi personel. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kepemimpinan Tiongkok menyadari risiko agresi setiap hari dan memilih untuk tidak bertindak.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Pentagon menyebut Tiongkok sebagai “tantangan yang maju” dalam hal kebutuhan dan prioritas pertahanan. Strategi Pertahanan Nasional menyoroti Tiongkok sebagai pesaing strategis yang signifikan di masa mendatang.
Penilaian ini bertepatan dengan Strategi Keamanan Nasional dari Gedung Putih, yang mengakui Tiongkok sebagai penantang utama dengan kemampuan dan niat untuk membentuk kembali tatanan internasional. AS sangat prihatin dengan tindakan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik, termasuk klaim teritorialnya di Laut Cina Selatan dan aspirasinya terhadap Taiwan.