Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah mengonfirmasi kematian pemimpinnya, Abu Hussein al-Husseini al-Qurashi, dan menunjuk Abu Hafs al-Hashimi al-Qurashi sebagai penggantinya. Abu Hafs al-Hashimi al-Qurashi merupakan generasi kelima pemimpin dari kelompok ekstremisme ini.
Pengumuman tersebut disampaikan oleh juru bicara ISIS dalam pesan rekaman di saluran-saluran mereka di aplikasi pesan Telegram, tanpa menyebutkan kapan tepatnya dia tewas.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada bulan April bahwa pasukan intelijen Turki telah membunuh pemimpin tersebut di Suriah.
“Pemimpin yang diduga kelompok Daesh, dengan kode nama Abu Hussein al-Qurashi, telah dilemahkan dalam sebuah operasi yang dilakukan… oleh MIT [Organisasi Intelijen Nasional] di Suriah,” ujar Erdogan pada saat itu, menggunakan akronim Arab untuk ISIS.
Media Turki merilis gambar-gambar gedung yang dikelilingi pagar di tengah ladang di mana mereka mengatakan bahwa mantan pemimpin ISIS tersebut bersembunyi di wilayah Afrin, Suriah. Afrin sendiri terletak di provinsi Aleppo – berbatasan dengan Idlib – di wilayah yang dikuasai oleh pemberontak yang didukung Turki.
Namun, juru bicara ISIS mengklaim pada hari Kamis (03/08/2023) bahwa Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok lain yang mengendalikan sebagian wilayah provinsi Idlib, telah membunuh pemimpin mereka dan menyerahkan jenazahnya kepada Turki. ISIS menuduh HTS – yang tidak mengklaim adanya operasi yang menargetkan pemimpin ISIS – bekerja untuk kepentingan Ankara. AS dan pemerintahan Barat lainnya telah mencantumkan HTS sebagai kelompok “teroris”.
Namun, kantor berita negara Turki, Anadolu, mengatakan pada saat itu bahwa MIT melakukan operasi selama empat jam untuk melacak pemimpin ISIL tersebut. Pemimpin ISIS meledakkan rompi bunuh diri ketika menyadari bahwa dia hampir ditangkap, demikian Anadolu melaporkan, tanpa ada operatif Turki yang tewas atau terluka.
Setelah pesatnya perkembangan ISIS di Irak dan Suriah pada tahun 2014 dan berhasil menguasai wilayah luas, “khilafah” yang diproklamasikan ISIS runtuh dalam berbagai serangan. ISIS berhasil dikalahkan di Irak pada tahun 2017 dan di Suriah dua tahun kemudian, tetapi sel-sel tidur masih melakukan serangan di kedua negara tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, ribuan militan yang tersisa sebagian besar bersembunyi di daerah pedalaman yang terpencil di kedua negara, meskipun mereka masih mampu melakukan serangan hit-and-run.
Pada November tahun lalu, ISIS mengatakan pemimpin sebelumnya, Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi, telah tewas. Pendahulunya, Abu Ibrahim al-Qurashi, tewas pada Februari tahun sebelumnya dalam serangan AS di provinsi Idlib. Pemimpin pertama kelompok itu, Abu Bakr al-Baghdadi, juga tewas di Idlib pada Oktober 2019.