Beberapa waktu yang lalu, keinginan banyak masyarakat dan juga aktivis hewan yang telah ditunggu-tunggu akhirnya terwujud. Panda raksasa betina Ya Ya akhirnya pulang ke China setelah 20 tahun hidup di Kebun Binatang Memphis di Tennessee, Amerika Serikat. Kepulangan Ya Ya telah menimbulkan kebahagiaan bagi banyak orang terutama masyarakat China yang sangat khawatir akan kondisi Ya Ya di AS dan menantikan hari itu tiba.
Ya Ya telah meninggalkan Kebun Binatang Memphis dan memulai perjalanannya kembali ke China pada pertengahan April lalu, lapor Kantor Berita Xinhua. Ketika dimintai tanggapan atas kemajuan terbaru dalam perjalanan pulang Ya Ya, juru bicara Kementerian Luar Negeri, China Mao Ning mengatakan pada konferensi pers hari Rabu bahwa Ya Ya akan segera kembali ke China sesuai rencana. Pihak terkait di China dan AS secara aktif mempromosikan persiapan dan pengaturan terkait, kata Mao.[1]
Ya Ya, bersama dengan jenazah Le Le, seekor panda jantan yang mati secara mendadak pada Februari lalu menaiki penerbangan pulang FedEx ke Shanghai, menurut laporan media. The Global Times mengetahui dari FedEx bahwa penerbangan kemungkinan besar akan lepas landas pada akhir April.[2]
Menurut informasi yang dirilis oleh platform pelacakan penerbangan Tiongkok Feichangzhun, penerbangan khusus “Panda Express” FedEx FX9759 akan lepas landas pada Rabu pukul 12:05 waktu AS dari bandara Memphis menuju Bandara Internasional Pudong Shanghai. Durasi penerbangan diperkirakan hampir 16 jam.
Ya Ya tiba di China pada 28 April 2023, Kebun binatang Shanghai menghabiskan $ 16 juta untuk membangun fasilitas panda raksasa dengan elemen budaya tradisional Tiongkok, membentuk manajemen pengembangbiakan dan tim dokter hewan, dan menanam sekitar 4 hektar bambu sebelum kedatangan Ya Ya, menurut sebuah laporan bulan lalu di Global Times yang dikelola pemerintah Tiongkok.
Ya Ya sendiri adalah panda betina yang lahir di Kebun Binatang Beijing pada Agustus tahun 2000. Pada April 2003, sebagai bagian dari program kerja sama perlindungan dan penelitian panda raksasa antara China dan AS, Ya Ya dan Le Le, panda jantan dari Kebun Binatang Shanghai, diterbangkan ke Memphis, yang juga menjadi bagian dari “Diplomasi Panda”.
Sejak awal tahun 2021, terdapat berbagai laporan mengenai kondisi kesehatan Ya Ya dan Le Le yang buruk di kebun binatan Memphis. Terlihat beragam foto-foto kondisi kedua panda yang kurus dan mengkhawatirkan secara online. Akhirnya, kebun Binatang Memphis mengumumkan pada Desember 2022 bahwa mereka akan mengembalikan Le Le dan Ya Ya ke China, menyelesaikan penelitian kerja sama selama 20 tahun tepat waktu.
Lalu, kematian Le Le pada bulan Februari semakin memberikan dorongan kuat bagi publik Tiongkok untuk menekan AS mengembalikan Ya Ya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pada Ya Ya yang semakin disorot sejak awal Maret karena kondisi kesehatannya sejak awal Maret.
Sehubungan dengan kekhawatiran yang berkembang terhadap kesehatan Ya Ya, Direktur Program Hewan di Kebun Binatang Memphis, Courtney Janney mengatakan bahwa “dia terlihat sedikit berbeda dari apa yang Anda anggap stereotip, panda raksasa yang sangat kuat. Dia selalu bertubuh lebih kecil, beruang mungil yang bobotnya sedikit berbeda,” menurut situs Kebun Binatang Memphis.[3]
Setelah sorotan publik, beberapa ahli dari Kebun Binatang Beijing melakukan perjalanan ke Kebun Binatang Memphis pada bulan Maret untuk mempersiapkan perjalanan pulang Ya Ya. Mereka mengambil alih pekerjaan untuk menjaga Ya Ya sejak awal Maret lalu.[4] Para ahli mengatakan mereka juga telah melakukan interaksi dan mempelajari beberapa gerakan pelatihan dan perintah pelatihan dari penjaga di Kebun Binatang Memphis untuk membantu penyesuaian saat kembali ke China, lapor kantor berita Xinhua.
Ya Ya telah menerima pelatihan adaptif terkait persiapan kepulangannya, misalnya dia diberi makan biskuit dari China agar sistem pencernaannya dapat beradaptasi sesegera mungkin setelah kembali ke China. Pelatihan juga telah dilakukan untuk membantunya terbiasa dengan peti pengiriman untuk penerbangan lintas samudra, menurut Xinhua.
Ketika Ya Ya, seekor panda raksasa dari China, mendarat di Amerika Serikat pada tahun 2003, ratusan penonton di Bandara Internasional Memphis bersorak untuk menyambut duta besar dari Beijing.[5] Momen tersebut merupakan titik puncak dalam hubungan AS-Tiongkok, terjadi dua tahun setelah Tiongkok bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia dengan dukungan Amerika, dan saat kedua negara memperdalam keterlibatan di berbagai bidang mulai dari ekonomi hingga kontra-terorisme.
Selain terkait kondisi Ya Ya yang dilihat mengkhawatirkan walaupun dibantah oleh para ahli dan juga pihak kebun binatang telah menjadi simbol hubungan yang memburuk antara AS dan China, dua negara adidaya yang telah jatuh ke titik terendah dalam setengah abad. Sebagai bagian dari diplomasi panda China, Ya Ya dan Le Le ini dimaksudkan sebagai utusan persahabatan antara China dan negara tuan rumah mereka. Tetapi bagi kaum nasionalis China, Ya Ya telah menjadi simbol mencolok dari apa yang mereka lihat sebagai intimidasi dan penindasan Amerika terhadap China terkait kondisinya beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, video dua panda lucu dan energik di Kebun Binatang Moskow menjadi viral di media sosial China, menuai pujian yang berlebihan bagi Rusia atas kepeduliannya terhadap beruang China. Kontras yang tampak antara panda di AS dan Rusia disita oleh media pemerintah China, yang telah mengambil sikap pro-Rusia sejak invasi Moskow ke Ukraina dan secara teratur menimbulkan sentimen anti-AS.[6]
Praktik diplomasi panda juga digunakan untuk mencerminkan keadaan domestik dan internasional China yang berubah. Dalam prosesnya, panda telah menjadi simbol diplomatik bagi China, dan berfungsi untuk melunakkan citra otoriternya, menurut beberapa analis.[7] Beberapa orang di Kongres tertarik pada bagaimana praktik tersebut berkontribusi dalam melestarikan panda serta perannya dalam hubungan diplomatik dengan RRT.
Mulai tahun 1957, China menghadiahkan panda ke negara-negara tertentu sebagai simbol persahabatan diplomatik dan menandakan kedekatan dalam hubungan politik, menurut beberapa pakar. Setelah Partai Komunis mengambil alih kekuasaan, pertukaran panda awalnya terbatas pada sekutu sosialis China seperti Korea Utara dan Uni Soviet, Beijing mulai terhubung kembali dengan dunia, beruang juga menjadi duta besar negara itu untuk pihak Barat.
Pada tahun 1984, China berhenti memberikan pandanya secara gratis dan beralih ke kebijakan pinjaman dengan harga tinggi. Walaupun begitu, sejak akhir 1990-an, China beralih ke model sewa panda yang berorientasi konservasi. Pergeseran ini sebagian didorong oleh aksesi China ke CITES pada tahun 1981.[8] CITES sendiri melarang perdagangan spesies tertentu terutama untuk tujuan komersial, tetapi mengizinkan pinjaman nonkomersial antara ilmuwan terdaftar atau lembaga ilmiah.
Sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, Tiongkok telah memberikan sekitar 23 panda raksasa ke sembilan negara sebagai tanda persahabatan dan niat baik.[9] Saat ini meminjamkan pandanya ke sekitar 20 negara di seluruh dunia. Selama dekade terakhir, pemimpin China Xi Jinping telah memperluas “diplomasi panda” secara besar-besaran di Eropa, menyetujui pinjaman baru ke negara-negara dari Jerman, Belanda dan Denmark hingga Finlandia, tahun lalu, China mengirim sepasang panda ke Qatar, pinjaman pertama ke negara Timur Tengah.[10]
Diplomasi semacam ini merupakan bagian dari soft diplomacy yang merupakan perkembangan dari apa yang disebut sebagai praktik soft power yang berkembang pesat dalam studi hubungan internasional sekarang-sekarang ini. Menurut Nye, praktek soft power terdiri dari aktivitas yang melibat unsur budaya, sistem nilai, dan kebijakan.[11] Soft power hanya bisa efektif dilaksanakan apabila pihak lain mengenali upaya tersebut lewat sebuah mekanisme yang disebut soft power yang banyak berkembang di Eropa.[12]
[1] “Giant panda Ya Ya starts long-awaited return journey to China”, Global Times, 26 April 2023, https://www.globaltimes.cn/page/202304/1289871.shtml
[2] “Giant panda Ya Ya to return to China from US in a few days: national authority”, Global Times, 24 April 2023, https://www.globaltimes.cn/page/202304/1289734.shtml
[3] Ibid.
[4] “Chinese eagerly await return of panda from US zoo”, BBC, 11 April 2023,https://www.bbc.com/news/world-asia-china-65229899
[5] Nectar Gan dan Selina Wang, “‘Bring Ya Ya home’: How a panda in the US turbocharged Chinese nationalist sentiment”, CNN, 27 April 2023 https://edition.cnn.com/2023/04/26/china/china-us-ya-ya-panda-diplomacy-intl-hnk/index.html
[6] Ibid.
[7] “The People’s Republic of China’s Panda Diplomacy”, Congressional Research Service, 25 Mei 2022, https://crsreports.congress.gov/product/pdf/IF/IF12122/2
[8] “The CITES Species”, CITES, https://cites.org/eng/gallery/species/mammal/giant_panda.html
[9] “Is it time to end ‘panda diplomacy’?”, 2 Maret 2023, https://www.globaltimes.cn/page/202303/1286512.shtml#:~:text=Since%20the%20founding%20of%20the,goodwill%2C%20according%20to%20media%20reports.
[10] Op. Cit., Gan dan Wang
[11] Joseph S. Nye, “Public Diplomacy and Soft Power”, The ANNALS of the American Academy of Political and Social Science, Vol 616, Issue 1, pp. 94 – 109, 2008
[12] Yanyan Mochamad Yani dan Elnovani Lusiana, “Soft Power dan Soft Diplomacy”, Jurnal TAPIs, Vol. 14 No.02 Juli-Desember 2018 https://media.neliti.com/media/publications/493208-none-0f52a759.pdf hlm 49-50