Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy telah mengatakan kepada para pemimpin anggota Uni Eropa untuk dengan cepat meningkatkan pasokan senjata modern ke pasukannya, terutama jet tempur dan sistem rudal jarak jauh, jika tidak, mereka harus mempersiapkan diri untuk perang yang berlarut-larut.
Berbicara di sebuah kereta api ke Kyiv setelah kunjungan ketiganya ke daerah yang dilanda perang, Zelenskyy memberikan penjelasan emosional tentang apa yang telah dilihatnya kepada para pemimpin Uni Eropa yang tengah berkumpul di Brussels melalui tautan video, kata seorang pejabat UE.
Zelenskyy pada 23 Maret 2023 mengatakan bahwa perang akan tergantung pada Uni Eropa sebagai blok untuk mengambil tindakan untuk menahan Rusia karena invasi ke Ukraina telah memasuki tahun kedua. Walaupun begitu, ia menyambut rencana Uni Eropa baru-baru ini untuk mengirim Kyiv 1 juta peluru artileri, namun, ia mempertahankan tuntutannya untuk meminta pesawat tempur dan rudal yang ia yakini akan lebih efektif dalam mendorong kembali pasukan Rusia.
Komentar Zelenskyy mewakili kefrustrasian yang luar biasa terhadap negara-negara Eropa yang telah menyumbang upaya perang Ukraina. Dia juga mengeluh bahwa Uni Eropa tampaknya tidak terburu-buru untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Moskow.
“Jika Eropa menunggu, Rusia mungkin punya waktu untuk berkumpul kembali dan mempersiapkan diri untuk perang bertahun-tahun. Adalah kekuatan Anda untuk mencegah hal ini,” katanya kepada para pemimpin UE.
“Kami tidak dapat terus menunda transfer senjata ke tentara kami … kami membutuhkan pesawat modern. Kami membicarakan hal ini. Apakah benar-benar ada motivasi rasional dalam penundaan tentang pesawat modern?” tambah Zelenskyy dilansir dari CNN.
Selain meminta jet kepada UE, Zelenskyy juga berterima kasih kepada Polandia dan Slovakia yang sekarang telah menjadi anggota NATO karena setuju untuk memasok pesawat MIG yang dibuat oleh Soviet. Permohonan Zelenskyy kepada Uni Eropa juga disampaikan ketika Oleksandr Syrsky, komandan pasukan darat Ukraina, tampaknya mengisyaratkan tandingan Ukraina yang sangat dinanti-nantikan ketika ia berencana untuk mengambil keuntungan dari fakta bahwa pasukan Rusia tampaknya “kelelahan” di dekat Bakhmut, tempat pertempuran terpanjang dan paling berdarah sejak invasi Moskow tahun lalu.
Kyiv menganggap pertahanan di wilayah Bakhmut adalah kunci untuk menahan pasukan Rusia di sepanjang seluruh Front Timur. Di sisi lain, kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia mengatakan minggu ini bahwa pasukannya mengendalikan sekitar 70 persen wilayah Bakhmut.