Dua mantan pejuang dari perusahaan militer swasta Rusia, Wagner Group diwawancarai oleh CNN mengenai pengalaman mengerikan mereka di medan perang di Ukraina timur. Kedua pejuang itu ditangkap oleh pasukan Ukraina akhir tahun lalu. CNN tidak mengungkapkan identitas mereka untuk keselamatan mereka sendiri.
Kedua pria itu menjelaskan bagaimana mereka direkrut oleh Wagner. Saat itu, kampanye perekrutan Prigozhin di penjara Rusia sedang berjalan. Pada Agustus dan September tahun lalu, pemimpin Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, tiba dengan helikopter di penjara tempat mereka ditahan, menawarkan kontrak enam bulan sebagai imbalan pengampunan.
Diperkirakan oleh pejabat intelijen dan kelompok advokasi penjara Barat bahwa antara 40.000 dan 50.000 tahanan penjara telah direkrut. “Hanya segelintir orang di unit saya yang datang (Untuk bergabung dengan Wagner) untuk mendapatkan uang, sebagian besar datang karena hukumannya yang panjang,” kata salah seorang pejuang Wagner itu. Salah satu dari pria itu masih memiliki hukuman 10 tahun penjara hukuman pembunuhan. Mereka mengatakan bahwa lebih baik untuk keluar dan berperang daripada mendekap di penjara.
Menurut kedua orang tersebut, pelatihan militernya singkat dan mendasar, hanya meliputi penggunaan senjata untuk melakukan serangan ketika diperintahkan. Orang-orang yang mengikuti pengerahan itu telah mengetahui bahwa sudah jelas mereka sedang dipersiapkan untuk sebuah misi yang sebenarnya mereka tidak inginkan.
Misi tersebut merupakan invasi Rusia ke Ukraina, pada prakteknya, strategi yang digunakan memang memasang para anggota yang baru direkrut sebagai tameng Rusia. Tidak ada evakuasi korban luka, tambahnya. “Jika Anda terluka, pertama-tama Anda berguling sendiri, dengan cara apa pun yang Anda bisa, di tempat netral di mana tidak ada api, dan jika tidak ada orang di sekitar, Anda memberikan pertolongan pertama untuk diri Anda sendiri,” katanya.
Bahkan, kekejaman tugas Wagner sendiri tidak dapat ditolak oleh siapapun yang telah masuk menjadi bagian dari kelompok tersebut. “Kami tidak bisa mundur tanpa perintah karena jika kami tidak mematuhi perintah, kami akan dibunuh,” kata salah satu tahanan. “Seorang pria tetap pada posisinya, dia benar-benar ketakutan, itu adalah serangan pertamanya. Kami menerima perintah untuk berlari ke depan. Tetapi pria itu bersembunyi di bawah pohon dan menolak. Ini dilaporkan ke perintah dan hanya itu. Dia dibawa sejauh 50 meter dari pangkalan. Dia (diperintahkan) menggali kuburnya sendiri dan kemudian ditembak.”