Beberapa hari setelah gempa terbesar selama 100 tahun di Turki, Turki dan Suriah sebagai negara yang juga terdampak gempa meminta bantuan aktor internasional, berikut perkembangannya:
- Lebih dari 42.000 orang tewas dan puluhan ribu lainnya terluka setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda Turki dan Suriah
- Gempa tersebut menewaskan sedikitnya 36.187 orang di Turki selatan, sementara pihak berwenang di negara tetangga Suriah telah melaporkan 5.800 kematian – angka yang tidak banyak berubah dalam beberapa hari.
- Petugas penyelamat berpacu dengan waktu untuk menarik korban selamat dari puing-puing bangunan yang runtuh. Beberapa keberhasilan yang menghangatkan hati terlihat di Turki, tetapi sebuah kelompok bantuan mengatakan bantuan untuk Suriah, yang juga terdampak oleh gempa sangat sulit dilakukan.
- Para korban, banyak di antaranya tunawisma, dapat menghadapi “bencana sekunder” karena dingin dan salju menyebabkan “kondisi yang memburuk dan mengerikan,” kata Organisasi Kesehatan Dunia.
- Prancis pada 9 Februari 2023 berjanji untuk memberikan 12 juta euro ($12,92 juta) kepada warga Suriah yang terkena dampak gempa. Bantuan itu akan disalurkan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga swadaya masyarakat yang “bekerja langsung dengan penduduk yang terkena dampak di semua wilayah yang dilanda gempa,” katanya. Banyak negara Barat menolak mengirim bantuan langsung ke rezim Suriah, yang berada di bawah sanksi.
- Sebuah konvoi bantuan PBB menyeberang dari Turki ke Suriah barat laut pada 9 Februari 2023 untuk pertama kalinya sejak gempa melanda. Enam truk yang membawa barang-barang tempat berlindung dan Barang-Barang Non-Makanan (NFI) melewati perbatasan Bab Al Hawa, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
- Pada 14 Februari, PBB meluncurkan permohonan bantuan sebesar $400 juta untuk warga Suriah
- Pada 16 Februari, PBB mengajukan lebih dari $1 miliar dana untuk operasi bantuan Turki.
- Sampai 17 Februari, belum ada jumlah total masyarakat yang belum ditemukan akibat gempa.