China dikatakan telah mengubah pandangan yang telah disetujui puluhan tahun antara Washington dan Beijing dalam menangani masalah yang berkaitan dengan status Taiwan dan sekarang memungkinan akan menggunakan “kekuatannya”, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Bloomberg News.
Blinken mengatakan bahwa status quo selamat empat dekade dengan kebijakan one china policy telah “membantu memastikan tidak akan ada konflik antara Amerika Serikat dan China atas Taiwan”. Blinken mengatakan apa yang telah berubah. “Apa yang berubah adalah ini – keputusan pemerintah di Beijing bahwa status quo tidak lagi dapat diterima, bahwa mereka ingin mempercepat proses di mana mereka akan mengejar reunifikasi,” kata Blinken.
Pernyataan Blinken mengikuti kebijakan Presiden China Xi Jinping yang akan memulai masa jabatan ketiga yang bersejarah di Kongres lima tahunan Partai Komunis China yang berkuasa pekan lalu. Pekan lalu, diplomat tinggi AS mengatakan Beijing bertekad untuk mengejar reunifikasi dengan Taiwan “pada waktu yang jauh lebih cepat,” meskipun dia tidak menentukan tanggal pastinya.
Seorang jenderal tertinggi AS mengatakan tahun lalu bahwa China tidak mungkin mencoba merebut Taiwan secara militer dalam beberapa tahun ke depan dan komandan Komando Indo-Pasifik AS pada waktu itu mengatakan kepada Kongres bahwa ancaman ini dapat terwujud paling cepat dalam enam tahun. Namun, sepertinya perkiraan pejabat-pejabat AS ini mulai terpatahkan.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berulang kali menuduh China menggunakan kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus sebagai dalih untuk meningkatkan latihan militer di sekitar pulau itu, yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri. Pada hari Rabu, 26 Oktober 2022, Biden mengatakan dalam pertemuan dengan penasihat militer utamanya bahwa AS tidak mencari konflik dengan China dan bahwa presiden China mengetahui hal ini.
Pertemuan itu mengikuti rilis Biden tentang strategi keamanan nasional awal bulan ini, yang menyerukan “China yang kalah bersaing” dan menghalangi upaya AS untuk membentuk kembali kekuatan global.
Rencana Beijing ini terlihat berbeda dengan Buku Putih China untuk Taiwan yang diterbitkan pada September lalu terkait bagaimana mereka akan melakukan reunfikasi dengan cara yang “paling damai.” Namun, kedatangan ketua DPR AS, Nancy Pelosi telah meningkatkan aktifitas militer China di dekat Taiwan.
Walaupun begitu, Beijing telah mengintensifkan klaimnya atas Taiwan sejak Tsai Ing-wen pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2016, mengklaim bahwa dia adalah seorang “separatis” dan menolak untuk terlibat dengannya. Ia telah berusaha untuk mengisolasi Taipei secara diplomatis dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.