Arab Saudi menginformasikan AS bahwa Iran bersiap menyerang Arab Saudi
Arab Saudi membagi informasi intelijen dengan para pejabat Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan bahwa ada indikasi Iran sedang mempersiapkan sebuah serangan yang akan segera terjadi terhadap kerajaan itu, hal ini dikonfimasi oleh tiga pejabat AS pada hari Selasa (1/11) waktu setempat.
Meningkatnya kekhawatiran tentang potensi serangan Iran terhadap Arab Saudi tak terlepas dari pemerintahan Biden mengkritik Teheran karena tindakan keras pemerintahan Iran terhadap protes yang meluas dan mengutuknya karena mengirim ratusan drone serta dukungan teknis ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
“Kami prihatin dengan gambaran ancaman, dan kami tetap berhubungan terus-menerus melalui saluran militer dan intelijen dengan Saudi,” kata Dewan Keamanan Nasional AS dalam sebuah pernyataan. “Kami tidak akan ragu untuk bertindak membela kepentingan kami dan mitra di kawasan ini.”
Salah satu pejabat AS yang mengkonfirmasi adanya informasi intelijen ini menggambarkan bahwa ancaman serangan ini kredibel akan terjadi “segera atau dalam 48 jam.” Terlepas dari informasi intelijen ini, belum ada kedutaan atau konsulat AS di wilayah tersebut yang mengeluarkan peringatan atau panduan kepada orang Amerika di Arab Saudi atau di tempat lain di Timur Tengah. Para pejabat ini tidak berwenang untuk berkomentar secara terbuka, adaupun bisa berbicara dengan syarat informasi mereka menjadi sumber anonim.
Ditanya tentang laporan intelijen yang dibagikan oleh Saudi, Brig. Jenderal Pat Ryder, sekretaris Media Pentagon, mengatakan para pejabat militer AS “khawatir dengan situasi ancaman di kawasan itu.”
“Kami secara teratur berhubungan dengan Arab Saudi selaku mitra kami, dalam hal informasi apa yang mungkin mereka berikan,” kata Ryder. “Tetapi apa yang telah kami katakan sebelumnya, dan saya akan mengulanginya, adalah bahwa kami akan memiliki hak untuk melindungi dan membela diri kami sendiri di mana pun pasukan kami bertugas, baik di Irak atau di tempat lain.”
The Wall Street Journal pertama kali melaporkan Saudi berbagi intelijen sebelumnya pada hari Selasa.
AS dan Saudi menuduh Iran pada 2019 berada di balik serangan besar di Arab Saudi timur, yang mengurangi separuh produksi kerajaan yang kaya minyak dan menyebabkan harga energi melonjak. Iran membantah mereka berada di balik serangan itu.
Saudi juga telah diserang berulang kali dalam beberapa tahun terakhir oleh drone, rudal dan mortir yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman sebagai pembalasan atas keterlibatan Saudi dalam perang saudara yang dimulai di sana pada tahun 2014. Arab Saudi membentuk koalisi untuk memerangi Houthi pada tahun 2015 dan telah dikritik secara internasional karena serangan udaranya, yang telah menewaskan sejumlah warga sipil.