Kasus ‘pending’ hepatitis di Indonesia telah merenggut 4 nyawa anak-anak di Indonesia. “Ada empat kasus pending hepatitis akut. Belum bisa dikonfirmasi karena masih perlu beberapa tes,” kata dr Siti Nadia, juru bicara Kementerian Kesehatan RI. Kasus pending diartikan pemerintah belum bisa mengkonfirmasi kepastian penyebab yang bersangkutan, tetapi diduga kuat berkaitan hepatitis ‘misterius’. Sampai saat ini terdapat 15 kasus baru yang berada dalam pengawasan.
Dilaporkan dari Kemenkes RI, tiga dari empat pasien berada di wilayah DKI Jakarta yang sempat dirawat di RS Cipto Mangunkusumo sebelum akhirnya meninggal dunia. Sedangkan satu anak lagi masih menjadi suspek dari hepatitis ‘misterius’ di Tulungagung yang masih dalam penelusuran epidemiolog. “Kasus Tulungagung masih pemeriksaan epidemiologis (riwayat vaksin belum diketahui),” menurut dr Nadia. Melansir dari situs World Health Organization (WHO), hepatitis adalah peradangan hati yang paling sering disebabkan oleh infeksi virus dengan tipe hepatitis juga terdapat berbagai macam.
Merespon kasus misterius ini, pemerintah melakukan tes laboratorium virus hepatitis A, B, C, D, dan E, yang dilanjutkan dengan tes adenovirus yang juga diduga para pakar menjadi penyebab munculnya hepatitis misterius tersebut. Kelima tipe virus yang telah disebutkan dikatakan dapat menyebabkan infeksi akut dan/atau kronis. Namun, menurut WHO, khusus tipe B dan C telah menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang di seluruh dunia.
Sejak kasus ini mencuat dan muncul di berbagai negara, virus ini menjadi perhatian baru dan sorotan publik. Banyak spekulasi mengenai asal muasal virus ini hingga dugaan bahwa virus ini berasal dari vaksin Covid-19. Dilansir dari Kemenkes RI, anak-anak yang terjangkit hepatitis ini berumur di bawah 11 tahun dan belum semuanya menerima dosis vaksinasi Covid-19 secara lengkap. Lebih jelas, dr Nadia menjelaskan bahwa “Yang delapan tahun satu kali sudah divaksin, yang 11 tahun sudah lengkap, yang dua tahun memang belum divaksin,” dilansir dari Detik pada 9 Mei 2022.
Sebelumnya, WHO mengakui bahwa virus yang menyebabkan hepatitis ‘misterius’ pada anak-anak masih belum terdeteksi. Baik kaitan langsung dengan vaksin Covid-19, maupun kontak langsung dan perjalanan luar negeri yang membuat kasus ini tersebar di berbagai belahan dunia. Sampai saat ini, WHO menyebut bahwa hepatitis ‘misterius’ pada anak-anak kini telah menyebar ke 20 negara dan umumnya muncul di Eropa. Penyakit itu sejauh ini telah diidentifikasi pada hampir 230 anak, dengan kasus terbanyak berada di Inggris, sebanyak 145 kasus.
Kasus hepatitis ‘misterius’ di Inggris sebagian besar terjadi pada anak di bawah 5 tahun yang menunjukkan gejala awal diare dan mual. Disebutkan juga bahwa telah terjadi “peningkatan signifikan yang tidak terduga” di antara anak-anak muda yang sebelumnya sehat di Inggris. Sedangkan AS memiliki infeksi tertinggi kedua dengan 27 kasus, diikuti oleh Spanyol 13 kasus, dan Israel 12 kasus.