Sebulan sejak serangan ke Ukraina, Rusia terus berupa mengendalikan arus informasi berkaitan dengan kondisi dan operasi militer di Ukraina-Rusia.
Pengadilan di Rusia melabeli anak perusahaan Meta sebagai ‘ekstremis’ dikarenakan pemberitaan media yang dianggap memberikan jalan untuk penyebaran kebencian atas Rusia.
Pengadilan Rusia pada awal bulan Maret menetapkan hukum yang menjatuhkan hukuman penjara hingga 15 tahun jika terbukti secara sengaja menyebarkan informasi palsu terkait operasi militer.
“Kegiatan organisasi Meta diarahkan terhadap Rusia dan angkatan bersenjatanya,” kata perwakilan Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) Rusia, Igor Kovalevsky.
Sebelumnya, akses penggunaan media Facebook dan Instagram sudah dibatasi dikarenakan perusahaan Meta sudah mengonfirmasi pelonggaran kebijakannya.
Kebijakan ini berkaitan dengan ujaran kebencian pada tentara Rusia dan Vladimir Putin tekait perang di Ukraina. Meta menyatakan kelonggaran ini hanya berlaku untuk orang-orang yang mengunggah dari dalam Ukraina.
Sebagai tambahan, media sosial Twitter serta Facebook sudah tidak bisa diakses di Rusia, sedangkan Instagram baru diblokir sejak minggu lalu.
Keputusan pengadilan Moskow terkait pembatasan media sosial
Penetapan pembatasan media sosial Facebook dan Instagram dikarenakan otoritas Rusia menilai bahwa perusahaan besar Meta tersebut menoleransi “Russophobia” atau anti Rusia sejak Presiden Vladimir Putin mengirimkan tentara ke Ukraina tanggal 24 Februari lalu.
Pengadilan distrik Tverskoi menyetujui permintaan dari jaksa untuk melarang dua platform media sosial tersebut karena “melakukan kegiatan ekstremis.”
Menariknya, media sosial WhatsApp untuk bertukar pesan dan informasi tidak dibatasi. Keputusan ini diklaim karena WhatsApp tidak digunakan untuk mengunggah pernyataan publik dan untuk berkomunikasi, bukan sebagai sumber informasi.
Data dari Insider Intelligence menunjukkan bahwa media sosial WhatsApp menjadi aplikasi paling populer di Rusia tahun 2021 dengan lebih dari 65 persen pengguna internet di Rusia.
Pengadilan Rusia tidak akan menghukum masyarakat maupun organisasi di Rusia yang mengakses dua media sosial tersebut karena banyak masyarakat yang menggunakan VPN.
Dampak dari pembatasan ini membuat Meta dilarang membuka cabang di Rusia atau melakukan aktivitas bisnis apapun di Rusia.
Di sisi lain, pengacara Meta, Victoria Shagina, menilai bahwa perusahaan Meta juga menentang segala jenis Russophobia dan juga tidak melakukan kegiatan ekstremis.