Taliban Memenangkan Dukungan Untuk Mendapatkan Bantuan Kemanusiaan
Taliban memenangkan dukungan untuk menerima bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan Sekutu pada pembicaraan di Moskow untuk menerima bantuan mencegah mencegah keruntuhan ekonomi dan bencana kemanusiaan. Kemenangan ini didukung oleh 10 negara yaitu Rusia, Cina, Pakistan, India, Iran, dan lima negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah bergabung dengan Taliban dalam menyerukan agar Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan konferensi sesegera mungkin untuk membantu membangun kembali Afghanistan.
Pembicaraan itu menitik beratkan bantuan berasal dari AS. Baik Taliban maupun negara-negara yang mendukungnya mengatakan bahwa “dengan pemahaman, tentu saja, bahwa beban utama … harus ditanggung oleh pasukan militernya yang hadir di negara ini (Afghanistan) selama 20 tahun terakhir.” Pembicaraan itu dilakukan setelah Moskow mengatakan pada hari Selasa bahwa Rusia, China dan Pakistan bersedia memberikan bantuan ke Afghanistan, yang sekarang dihadapkan oleh krisis kemanusiaan dan ekonomi. AS sendiri tidak hadir pada pembicaraan itu karena alasan teknis, namun bersedia berdialog dengan pihak Taliban di waktu mendatang. AS telah menyatakan bersedia membantu Afghanistan dari kehancuran jika tidak dikaitkan dengan pengakuan Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban.
Rusia sendiri menjadi pendukung utama untuk bantuan bagi Taliban Afghanistan, pasalnya Dmitry Peskov, Juru Bicara Kremlin mengatakan bahwa setiap tumpahan konflik dari Afghanistan dapat mengancam stabilitas regional. Hal ini berkaitan dengan aktifitas terorisme yang semakin meningkat semenjak Taliban memerintah. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov juga mengatakan pada konferensi tersebut bahwa Rusia mengakui “upaya” Taliban untuk mencoba dan menstabilkan situasi di Afghanistan. Walaupun begitu, Lavrov mendesak kelompok itu untuk membentuk pemerintahan “yang tidak hanya mencerminkan kepentingan kelompok etnis tetapi semua kekuatan politik” di Afghanistan.
Walaupun Rusia mendukung pemberian bantuan kepada Afghanistan secara penuh, tetapi Rusia masih menahan pengakuan bahwa Taliban adalah pemerintah resmi Afghanistan, Lavrov mengatakan bahwa Rusia masih menunggu kelompok itu memenuhi janji yang dibuat pada awal masa pemerintahan Taliban kemarin. Pada masa awal pemerintahannya, Taliban menjanjikan bahwa wanita diperbolehkan mengenyam bangku pendidikan dan juga bekerja tanpa perlu didampingi pria saat meninggalkan rumah dan yang paling penting adalah mencegah Afghanistan menjadi rumah bagi para teroris seperti ISIS-K.
Sebelumnnya, AS telah membekukan akses cadangan bank sentral milik Afghanistan beberapa waktu setelah Taliban menggulingkan kekuasaan Ashraf Ghani. Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan kepada kantor berita AA bahwa “Setiap aset Bank Sentral yang dimiliki pemerintah Afghanistan di Amerika Serikat tidak akan tersedia untuk Taliban.” Kebijakan ini terus berlanjut hingga hari ini, pada 19 Oktober lalu, Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo mengatakan bahwa AS tidak melihat situasi dimana Taliban akan diizinkan mengakses cadangan bank sentral Afghanistan, yang sebagian besar dipegang oleh Amerika Serikat.
6 Bulan Kekuasaan Taliban: Artefak Berharga - DIP Institute
March 3, 2022 @ 7:28 pm
[…] Taliban menguasai Afghanistan, Amerika Serikat (AS) membekukan aset milik pemerintahan Afghanistan sebelumnya, oleh AS yang sebagian akan digunakan untuk dana […]