Dua kandidat potensial untuk menggantikan Presiden Indonesia Joko Widodo dalam pemilu 2024 meminta Presiden Republik Indonesia untuk tetap netral. Hal ini menyusul kekhawatiran publik bahwa ia mungkin akan berusaha mempertahankan pengaruhnya bahkan setelah meninggalkan jabatannya.
Pada pertemuan makan siang dengan Jokowi dan calon presiden lainnya di Istana Negara, Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta, menyampaikan pesan dari para pendukungnya untuk mendorong presiden tetap netral. Calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa dirinya berharap undangan makan siang sebagai salah satu bentuk komitmen bersikap netral pada Pilpres 2024.
“Kita percaya, memang harus percaya. Paling tidak saya sampaikan pesan itu dan beliau merespons juga positif,” kata Anies di Istana Kepresidenan (30/10).
Aktivis demokrasi dan sumber-sumber politik telah menyuarakan keprihatinan mengenai upaya Jokowi untuk mempertahankan pengaruhnya dan membangun dinasti politik, terutama setelah keputusan pengadilan.
Terlebih dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) baru-baru ini mengubah kriteria kelayakan, sehingga memungkinkan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, untuk mencalonkan diri sebagai calon Prabowo.
Para analis mencatat bahwa jenis manuver politik ini dapat memperkuat politik dinasti dan patronase di negara yang mengalami pemerintahan otoriter selama 32 tahun hingga tahun 1998.
Prabowo, yang saat ini memimpin dalam jajak pendapat, menggambarkan makan siang hari Senin itu sebagai pertemuan yang “ramah”. Juru bicaranya belum mengomentari seruan agar Jokowi bersikap netral. Meskipun Jokowi secara terbuka menyatakan tidak akan ikut campur dalam pemilu, ia secara tidak langsung mendukung Prabowo dengan mengerahkan basis pendukungnya untuk berkampanye dan menghubungkan putranya dengan lawan lamanya.
Sebelumnya, Jokowi juga meminta kepala daerah tetap netral dalam pemilu. Dengan peringkat dukungan yang tinggi secara konsisten, presiden mempunyai pengaruh yang signifikan dalam pemilu dan dianggap sebagai pengambil keputusan oleh para analis.