Kim Ju Ae, Sosok Penerus Kim Jong Un?

Korea Utara tengah diperbincangan berada dalam fase transisi kepemimpinan yang menarik, di mana putri pemimpin saat ini, Kim Jong Un, Kim Ju Ae, disebut-sebut sebagai calon penerus. Berbagai laporan dari Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan menunjukkan bahwa Kim Jong Un telah mempersiapkan putrinya untuk mengambil alih tampuk kepemimpinan, sebuah langkah yang menunjukkan arah baru dalam politik negara yang terkenal tertutup ini.

Persiapan Ju Ae menjadi penguasa Korut mencuat saat kesehatan Kim dalam kondisi mengkhawatirkan. Salah satu laporan menyebutkan bahwa Ia telah kelebihan berat badan mencapai sekitar 140 kg, membuat Kim berisiko tinggi menderita penyakit terkait jantung, dimana pemimpin Korut itu juga memiliki riwayat keluarga dengan masalah jantung.

Keberadaan Kim Ju Ae pertama kali diperkenalkan di depan umum pada tahun 2013, saat mantan pebasket AS, Dennis Rodman, mengunjungi Korea Utara. Sejak saat itu, keberadaannya semakin sering diperbincangkan, terutama dalam konteks sebagai penerus Kim Jong Un. Hal ini menjadi pembicaraan publik terkait rencana jangka panjang kelangsungan kekuasaan keluarga Kim, yang telah berkuasa di Korea Utara sejak akhir tahun 1940-an.

NIS mengungkapkan bahwa Kim Ju Ae tidak hanya dipandang sebagai calon penerus, tetapi juga telah mulai menerima pelajaran kepemimpinan untuk mempersiapkannya menggantikan ayahnya. Di tengah desas-desus mengenai kondisi kesehatan Kim Jong Un, yang dilaporkan mengalami beberapa masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, perhatian publik semakin tertuju pada Kim Ju Ae. Laporan-laporan menyebutkan bahwa kesehatan Kim Jong Un mungkin mempengaruhi masa depan kepemimpinan Korea Utara, dan jika kondisi ini memburuk, transisi kepemimpinan mungkin terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.

Beberapa pakar menyebutkan bahwa memperkenalkan Kim Ju Ae sejak dini bisa menjadi cara bagi pemimpin Korea Utara untuk memastikan bahwa putrinya sudah siap jauh sebelum dia mengambil alih kekuasaan. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ini juga bisa menjadi cara bagi Kim Jong Un untuk menunjukkan bahwa ia adalah pria yang peduli terhadap keluarga di tengah masyarakat yang sangat patriarki.

Edward Howell, dosen politik di Universitas Oxford dan pakar semenanjung Korea juga menyebutkan keyakinanannya bahwa akan ada pesaing lain yang potensial untuk menggantikan Kim Jon Un, yaitu saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, yang pertama kali disebutkan secara resmi di media pemerintah pada bulan Maret 2014.