Para pejabat dari China dan Kamboja memulai pembangunan pangkalan angkatan laut di wilayah Kamboja Selatan dengan pendanaan China. Seorang perwakilan Beijing di Phnom Penh menyebut kerja sama militer sebagai bagian dari “kemitraan baju besi” kedua negara tersebut.[1] Pangkalan Angkatan Laut Ream sendiri memiliki posisi strategis karena berada di dekat ujung selatan Kamboja dekat dengan Laut China Selatan.
Peluncuran proyek di Pangkalan Angkatan Laut Ream dikatakan akan menggunakan bantuan hibah dari Beijing menurut seorang pejabat Kamboja untuk merenovasi pelabuhan tersebut, dilansir dari CNN. Aktifitas ini menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara Barat jika China akan menggunakan pelabuhan tersebut untuk kepentingan China. Namun, Menteri Pertahanan Kamboja Tea Banh menolak klaim tersebut dan menekankan bahwa konstitusi Kamboja sendiri melarang pangkalan militer asing di wilayahnya, dan bahwa negara Asia Tenggara terbuka untuk bantuan pembangunan dari negara lain.
Banh sendiri mengatakan bahwa renovasi pelabuhan tersebut adalah untuk meningkatkan pertahanan dalam rangka melindungi negara, wilayah, dan kedaulatan Kamboja. Lebih detail, proyek tersebut dilakukan sebagai modernisasi fasilitas yang mencakup pekerjaan konstruksi dan renovasi di dok kering, dermaga, dan slipway, menurut berita yang dikelola negara. lembaga Agence Kampuchea Presse (AKP).
Pihak China juga mengatakan hal yang sama. Pembaharuan pangkalan tersebut juga “tidak ditargetkan pada pihak ketiga mana pun, dan akan kondusif untuk kerja sama praktis yang lebih erat antara kedua militer,” kata Duta Besar China Wang Wentian pada peletakan batu pertama. “Kerja sama militer China-Kamboja adalah kepentingan mendasar kedua negara dan dua bangsa kita,” lanjut Wentian.
Kekhawatiran Barat sendiri terlihat dari sebuah artikel yang mengutip pejabat Barat menuduh China secara diam-diam membangun fasilitas angkatan laut di bagian utara pangkalan itu untuk penggunaan militer Beijing secara eksklusif. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut laporan itu “mengkhawatirkan” pada 7 Juni 2022.[2]
“Kami telah mengetahui aktivitas Beijing di Ream selama beberapa waktu, dan kami mendorong Beijing untuk transparan tentang niatnya dan untuk memastikan bahwa aktivitasnya mendukung keamanan dan stabilitas regional,” jelas Albanese seraya menambahkan bahwa pemerintah Kamboja telah “secara konsisten meyakinkan” Canberra bahwa tidak ada militer asing yang akan diberikan akses eksklusif di pangkalan Ream.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian membalas tuduhan itu sebagai “tindakan intimidasi yang khas” dari Amerika Serikat. “AS telah menutup telinga terhadap posisi Kamboja, berulang kali membuat spekulasi jahat, menyerang dan mencoreng Kamboja, dan bahkan mengancam dan menekan Kamboja,” kata Zhao. Beijing juga menegaskan kemitraan internasionalnya bertujuan untuk pembangunan bersama sembari mengecam jaringan pangkalan militer global milik AS.
Untuk menghilangkan “keraguan” Washington, Kamboja mengizinkan atase pertahanan Kedutaan Besar AS di Phnom Penh untuk mengunjungi Pangkalan Angkatan Laut Ream. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen sendiri marah dengan tuduhan AS yang menyatakan bahwa pelabuhan itu untuk militer China. Hun Sen dengan marah mengatakan bahwa “Pangkalan Angkatan Laut Ream bukanlah tempat bagi pencuri atau perampok. Anda dapat mengatakan apa pun yang Anda inginkan. Saya mengizinkan Anda untuk berkunjung, bukan untuk menyelidiki atau memeriksa.”[3]
Hubungan internasional di dunia anarkis ini membuat tiap aktor berusaha untuk bertahan dan menyelamatkan diri masing-masing (atau self-help), dilihat dari asumsi realisme. Tiap kerja sama yang dilakukan berbagai aktor, tentu terdapat kepentingan nasional tiap negara di dalamnya, hal ini yang menjadikan dasar dari kerja sama antar aktor: karena keuntungan yang lebih besar.
Kembali ke kondisi anarkis, dan konsep self-help, terdapat istilah “no free lunch” yang menjadi aturan tidak tertulis. Konsep NFL ini sendiri menyatakan bahwa optimasi adalah pusat dari banyak aktivitas manusia (dan dalam asumsi realisme, negara adalah aktor yang sama seperti manusia karena sifat dasarnya).[4] Istilah a free lunch ini mengacu pada situasi di seorang aktor tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menerima barang atau jasa, tetapi hal-hal yang tampak gratis sendiri memiliki biaya atau tujuan tersembunyi dari aktor pemberi barang atau jasa cuma-cuma itu.[5]
Pembangunan pelabuhan Kamboja ini juga bukan sebuah makan siang gratis bagi Kamboja. Seperti yang telah diketahui, China memiliki kepentingan besar di Laut China Selatan dan Kamboja terletak di tempat yang sangat strategis di wilayah laut itu. Dengan kerja sama modernisasi pelabuhan, China yang memberikan hibah untuk modernisasi pelabuhan tersebut bisa saja menggunakan fasilitas sebagai imbalan dari Kamboja untuk mengontrol wilayah Laut China Selatan.
[1] Simon McCarthy, “China and Cambodia break ground at naval base in show of ‘iron-clad’ relations”, CNN, 10 Juni 2022, https://edition.cnn.com/2022/06/09/asia/china-cambodia-naval-base-military-intl-hnk/index.html
[2] Ibid.
[3] David Rising dan Sopheng Cheang, “China, Cambodia break ground on port, dismiss US concerns”, 8 Juni 2022, http://eng.chinamil.com.cn/view/2022-06/09/content_10161772.htm
[4] Y. C. Ho dan D. L. Pepyne, “Simple Explanation of the No-Free-Lunch Theorem and Its Implications”, hlm 550
[5] Alexandra Twin, “There Ain’t No Such Thing as a Free Lunch (TANSTAAFL)”, 24 Agustus 2020, https://www.investopedia.com/terms/t/tanstaafl.asp
Kapal Induk Baru China Dilengkapi Fitur Canggih: Detterence Effect
July 5, 2022 @ 10:08 am
[…] Ekspansi angkatan laut China bukan hanya tentang jumlah kapal perang. Infrastruktur angkatan laut, penting jika kapal akan berlabuh, dipelihara dan diisi bahan bakar, perlahan-lahan dibangun selama dekade terakhir. Jaringan fasilitas pelabuhan dan dok kering telah dibangun di seberang Samudra Hindia dengan mempertimbangkan armada angkatan laut yang terus bertambah. Di tambah, saat ini China tengah membantu banyak negara dalam revitalisasi berbagai fasilitas vitalnya seperti Pelabuhan di Kamboja. […]