Tumpahan Minyak dari Suriah: Masalah Besar Bagi Manusia
Tumpahan minyak yang berasal dari kilang terbesar di Suriah tumpah dan menyebar di Laut Mediterania. Menurut pihak berwenang Siprus, sejak 23 Agustus 2021, tumpahan minyak tersebut berasal dari sebuah tangki berisi 15.000 ton bahan bakar di sebuah pembangkit listrik termal di Kota Baniyas. Menurut pihak berwenang, tumpahan tersebut dapat mencapai Pulau Siprus pada awal September 2021, walaupun mereka mengatakan bahwa insiden tersebut dapat dikendalikan.
Namun, analisis citra satelit oleh Orbital EOS menunjukkan bahwa tumpahan minyak itu lebih besar dari yang diperkirakan. Diperkirakan tumpahan minyak tersebut meliputi sekitar 800 kilometer persegi dan sudah berjarak sekitar 7 kilometer dari pantai Siprus. Pulau Siprus sendiri adalah sebuah pulau yang wilayahnya terbagi dua, Siprus Utara yang diduduki Turki, dan Siprus Selatan yang menjadi anggota dari Uni Eropa.
Pihak berwenang Siprus Utara telah mengambil tindakan darurat untuk menghentikan tumpahan minyak agar tidak menyebar lebih luas lagi dengan mengirim dua kapal untuk mengumpulkan tumpahan sementara pemerintah Siprus Yunani di pulau itu meminta kapal pemulihan minyak dari Badan Keselamatan Maritim Eropa. Sedangkan Pemerintah Siprus Selatan pada 31 Agustus 2021 mengatakan tidak menemukan tumpahan minyak di wilayah kedaulatannya dan akan bersedia membantu Siprus Utara dalam mengatasi tumpahan minyak tersebut.
Mengapa Tumpahan Minyak Menjadi Masalah Besar?
Permasalahan dari insiden yang sering terjadi ini memiliki dampak secara langsung dan juga tidak langsung terhadap lingkungan dan manusia. Tumpahan minyak dapat membahayakan mahluk yang hidup di sekitar wilayah tumpahan minyak, pada kasus ini adalah ekosistem laut. Selain berdampak langsung terhadap mahluk hidup secara langsung, tumpahan minyak juga dapat merusak bagian dari rantai makanan, termasuk sumber daya pangan manusia.
Jika tidak ditangani dengan cepat dan mencapai garis pantai, efek buruk dari tumpahan minyak itu akan berlipat ganda. Namun, waktu yang dibutuhkan ekosistem untuk pulih dari tumpahan minyak tidaklah sebentar, efek tumpahan kecil bisa memakan waktu 15 tahun untuk benar-benar hilang pada skala tumpahan minyak yang relatif sedikit, sedangkan untuk tumpahan yang lebih besar bisa memakan waktu lebih lama.
Pada kasus tumpahan minyak Exxon Valdez pada tahun 1989 membunuh lebih 2.800 berang-berang laut, 300 anjing laut pelabuhan, dan hingga 22 paus pembunuh, menurut analisis peneliti. Insiden itu menyebabkan 37.000 ton minyak menyebar di Teluk Prince William Sound, Alaska. 25 tahun setelah kejadian tersebut, bencana itu menjungkirbalikkan kehidupan di Cordova, sebuah kota di Alaska. Ekonomi kota tersebut benar-benar hancur, banyak nelayan berhenti melaut, bisnis bangkrut, laporan kekerasan dan depresi meningkat. Selain itu, kelompok paus pembunuh dan populasi ikan haring tidak pernah benar-benar pulih di wilayah tersebut.