Pasca Kudeta, Menlu Retno Marsudi Kunjungan Diplomatik Ke Myanmar?
Bocornya dokumen pemerintah Myanmar yang menyebutkan jadwal rencana kunjungan Menlu RI Retno Marsudi ke Myanmar pada kamis 25 Februari memberikan banyak reaksi dari berbagai pihak. Sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters, berdasarkan surat Kementerian Transportasi Myanmar yang menyebutkan Menlu RI Retno Marsudi akan tiba di ibu kota Myanmar, Nay Pyi Taw, pada kamis pagi. Keaslian surat ini pun dikonfirmasi oleh seorang pejabat Myanmar kepada Reuters bahwa dokumen tersebut asli, lebih lanjut mengatakan bahwa Menlu RI Retno Marsudi akan tiba di pagi hari dan terbang kembali beberapa jam kemudian.
Namun, keberadaan informasi tersebut mendapat bantahan dari pihak Kemenlu RI. Hal ini disampaikan oleh Tengku Faizasyah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, bahwa saat ini Menlu Retno Marsudi tersebut berada di Thailand dan mungkin akan melakukan perjalanan ke negara lain di kawasan ASEAN setelah itu, tetapi belum dapat memastikan yang mana. Menlu Retno Marsudi, menurut Faizasyah, masih terus mengumpulkan masukan dan perspektif negara ASEAN lain terkait solusi untuk Myanmar. “Saat ini Menlu RI masih berkonsultasi dan mengumpulkan perspektif dan masukan dengan Menlu ASEAN lainnya, setelah itu konsultasi itu akan berkembang menjadi masukan kebijakan yang akan didiskusikan dalam rapat khusus ASEAN (soal Myanmar),” kata Faizasyah. Indonesia sendiri diketahui sedang menggalang dukungan dari negara-negara ASEAN lainnya untuk mengadakan pertemuan khusus membahas jalan keluar bagi Myanmar.
Terkait rencana kunjungan ini, tidak disambut baik oleh beberapa aktivis pro-demokrasi Myanmar seperti disampaikan oleh The Future Nation Alliance, sebuah kelompok aktivis yang berbasis di Myanmar, dalam pernyataanya melihat bahwa kunjungan Menlu Retno akan “sama saja dengan mengakui junta militer”. Hal ini didasari oleh kekhawatiran bahwasanya kesepakatan apapun dengan junta dapat merusak tuntutan mereka untuk pengakuan pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi. Selain itu kelompok ini menuntut rombongan pejabat asing yang berkunjung ke Myanmar untuk bertemu dengan Htin Lin Aung, sebagai perwakilan dari Komite Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), sebuah komite yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan ang mana telah ditunjuk sebagai pejabat yang bertanggung jawab untuk hubungan luar negeri.
Sebelumnya pada hari Selasa (23/02) ratusan orang berunjuk rasa di luar kedutaan Indonesia di Yangon untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap proposal pemilihan sebagai bagian dari aksi unjuk rasa besar dan pemogokan umum yang dimulai pada hari Senin (22/02) pekan ini untuk mengecam kudeta 1 Februari militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, meskipun ada peringatan dari pihak berwenang bahwa konfrontasi dapat membuat orang terbunuh.
Sumber Referensi:
Reuters, (2021, 24 Februari). Myanmar faces more protests as Indonesia pursue diplomatic efforts. https://www.reuters.com/article/us-myanmar-politics/myanmar-faces-more-protests-as-indonesia-pursues-diplomatic-efforts-idUSKBN2AO05E