Rusia Kembali Eskalasi Kekuatan Militer dan Uji Tembak Rudal Balistik Antar-Benua, Apa Pesan Rusia?

Pada 20 April, militer Rusia mengatakan bahwa pihaknya berhasil melakukan uji coba rudal antar benua (inter-continental ballistic missile/ICBM) barunya untuk pertama kali. Rudal itu dikenal dengan nama Sarmat. Sebuah langkah yang menurut Presiden Vladimir Putin akan memberi Amerika Serikat dan sekutunya “sesuatu untuk dipikirkan”.[1] Peluncuran ini bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat. Beberapa hari sebelumnya Rusia telah melancarkan serangan ke Donbas dan juga melakukan eskalasi militer di perairan Jepang dengan menembakan rudal dari kapal selam Rusia.

Rudal “unik” dengan komponen dalam negeri

Dilansir dari Associated Press, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan ICBM Sarmat diluncurkan dari fasilitas peluncuran Plesetsk di Rusia Utara dan berhasil mencapai target tiruan di lapangan tembak Kura di timur jauh Semenanjung Kamchatka.[2] Putin sendiri memuji peluncuran Sarmat dan mengklaim bahwa rudal baru tidak memiliki analog asing dan mampu menembus pertahanan rudal negara lain.[3] Di sebuah stasiun TV, Putin ditampilkan tengah menonton video peluncuran rudal dan mengatakan bahwa “senjata unik ini akan memperkuat potensi militer angkatan bersenjata kita, akan menjamin keamanan Rusia terhadap ancaman luar dan memaksa mereka, yang agresif mencoba mengancam negara kita.”[4]

Sarmat adalah rudal yang dikembangkan selama beberapa tahun ke belakang untuk menggantikan rudal Voyevoda buatan Soviet. Voyevoda sendiri memiliki kode “setan” oleh negara-negara Barat. “Sarmat adalah rudal paling kuat yang memiliki jangkauan tertinggi di dunia, dan itu akan secara signifikan meningkatkan kemampuan kekuatan nuklir strategis negara itu,” kata Kementerian Pertahanan dilansir dari Kantor Berita Associated Press.

Tidak kalah dari Voyevoda, Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan Sarmat mampu membawa kendaraan luncur hipersonik bersama dengan jenis hulu ledak lainnya. Militer Rusia sebelumnya mengatakan bahwa kendaraan hipersonik Avangard yang dapat terbang 27 kali lebih cepat dari kecepatan suara dapat dipasang ke rudal tersebut.[5] Dmitry Rogozin, kepala badan Roscosmos negara bagian yang mengawasi pembangunan pabrik rudal Sarmat, menggambarkan uji coba hari Rabu sebagai “hadiah untuk NATO” dalam sebuah komentar di saluran aplikasi perpesanannya. Rogozin mengatakan Sarmat akan ditugaskan oleh militer pada musim gugur ini setelah selesainya uji coba, menyebutnya sebagai “senjata super.”

Eskalasi sampai ke wilayah Jepang

Selain uji coba rudal antar benua, Rusia juga melakukan aktivitas militer di pulau-pulau “wilayah Utara” yang disengketakan Rusia dengan menguji coba rudal jelajah Kalibr di Jepang lewat dua kapal selam angkatan laut Moskow.[6] Menanggapi hal ini, pihak Jepang memperkuat pengumpulan dan pemantauan intelijen. Dilansir dari Bloomberg, Putin telah mengisyaratkan kemungkinan eskalasi dengan memerintahkan pasukan nuklir strategis Rusia dalam siaga tinggi semenjak invasi di Ukraina.[7]

Dia juga memperingatkan bahwa intervensi apa pun oleh negara lain dalam konflik akan memicu “konsekuensi yang belum pernah Anda lihat.”. Komentar diplomat top Rusia itu muncul setelah sekutu penting Putin mengancam akan mengerahkan senjata nuklir di dan sekitar Laut Baltik jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Semenjak invasi Rusia-Ukraina, hubungan Rusia dengan negara-negara Barat dan Jepang memburuk. Mengapa Rusia melakukan eskalasi militer? Melihat kondisi Rusia, kini negara tersebut tengah berada di bawah berbagai sanksi salah satunya melarang ekspor dari Rusia membuat Moskow hanya dapat bergantung pada komponen dalam negerinya yang memang Putin katakan bahwa Sarmat menjadi rudal “berbahaya” yang dibuat dengan komponen dalam negeri.[8]

Pembuatan senjata ini, memperlihatkan kemampuan Rusia yang walaupun berada di bawah tekanan dapat bertahan dan justru unjuk gigi akan kemampuannya. Uji peluncuran Sarmat sendiri meningkatkan bargaining position Rusia di antara aktor intenrasional lainnya. Kuatnya posisi Rusia ini dapat “mengurungkan” niat negara-negara Barat untuk bertindak.  

Menjadikan Rusia negara yang bergantung pada diri sendiri?

Disini Rusia menunjukan sisi bahwa ia percaya kepada kemampuan dirinya sendiri. Walaupun ia memiliki kawan dekat seperti China, tetapi Moskow memperlihatkan bahwa untuk menghadapi hubungan internasional, tidak ada yang dapat diandalkan selain dirinya sendiri, seperti asumsi Morgenthau dalam bukunya Politics among Nations. Tindakan yang diambil oleh Rusia ini juga berdasarkan apa yang dianggap oleh pengambil keputusan sebagai hal paling rasional untuk bertahan.[9] Faktor militer juga menjadi salah satu hal paling penting yang menjadi prioritas untuk meningkatkan kekuatan dan bargaining position Rusia. Walaupun sampai saat ini banyak negara mengedepankan faktor non-militer, Putin memperlihatkan bahwa aksinya lewat aksi militer masih menjadi perhatian dan ketakutan bagi aktor lawannya.

Selain melihat Rusia sebagai negara yang mampu bertahan dan mandiri. Eskalasi militer ini memperlihatkan bahwa dengan adanya kerja sama di antara lawan-lawan Rusia, tidak berarti bahwa kemenanganan oleh kelompok ataupun pakta militer dapat dengan mudah mengalahkan satu negara mandiri. Tindakan Rusia ini juga dapat menjadi pelajaran baik ketika Moskow sukses mendapatkan kepentingan nasionalnya maupun tidak. Jika gagal, maka negara lain harus berpikir dua kali sebelum melakukan hal yang sama. Tetapi jika Rusia berhasil, negara lain, seperti China dapat melakukan tindakan yang sama. Bahwa Beijing memiliki motivasi baru untuk bertindak “ofensif” dan memiliki kemungkinan untuk bertahan.

[1] “Russia Test-Fires Nuclear-Capable ICBM in Warning to U.S. Allies”, Bloomberg, 21 April 2022, https://www.bloomberg.com/news/articles/2022-04-20/russia-stages-test-of-nuclear-missile-in-warning-to-u-s-allies

[2] “Russia test-fires new intercontinental ballistic missile”, The Mainichi, 21 April 2022, https://mainichi.jp/english/articles/20220421/p2g/00m/0in/022000c

[3] Ibid.

[4] Ibid.

[5] EurAsian Times Desk, “At Blistering Speed Of ‘Mach 20’, Russia Says Its Avangard Hypersonic Missile To Team-Up With Sarmat ICMB To Boost Strike Capability”, 25 April 2022, https://eurasiantimes.com/deadly-combo-sarmat-icmb-to-team-up-avangard-hypersonic-missile/

[6] Jesse Johnson, “Tokyo beefs up intelligence-gathering after Russian subs test-fire cruise missiles in the Sea of Japan”, The Japan Times, 15 April 2022, https://www.japantimes.co.jp/news/2022/04/15/national/russia-missile-test-sea-of-japan/

[7] Op. Cit., Bloomberg

[8] Op. Cit., Mainichi

[9] Hans J. Morgenthau, “Six Principles of Political Realism”, Politics Among Nations, Edisi ke 5, (New York), https://www.mtholyoke.edu/acad/intrel/morg6.htm