DK PBB Mengadakan Pertemuan Pertama untuk Membahas Potensi Ancaman AI terhadap Perdamaian Global
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan pertama kalinya mengenai kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) hari selasa (18/07/2023).Pertemuan ini akan berfokus pada implikasi AI terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Pertemuan ini akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, sebagai bagian dari Presidensi Dewan saat ini.
Pertemuan Dewan Keamanan diadakan di tengah meningkatnya perhatian internasional terhadap peluang dan risiko AI, baik dari segi ekonomi maupun keamanan. Pada bulan Februari, Belanda dan Korea Selatan bersama-sama menjadi tuan rumah pertemuan pertama tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab dalam domain militer – yang dijuluki REAIM 2023. Pada bulan Juni, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh AI terhadap umat manusia.
Dewan Keamanan PBB kemungkinan tidak akan mencapai kesimpulan apa pun tentang masalah ini hari ini, karena masih ada perbedaan pandangan mengenai batasan etika penggunaan AI. Namun, ini mungkin akan menjadi yang pertama dari banyak pertemuan serupa di tahun-tahun mendatang. Pemerintah dan kelompok advokasi semakin menyerukan perlunya mengatur AI, dengan Undang-Undang AI Uni Eropa sebagai undang-undang pertama yang komprehensif. Namun, saat ini tidak ada batasan yang mengikat secara internasional tentang penggunaan AI dalam keamanan dan pertahanan, yang sepertinya tidak akan berubah di masa mendatang.