Di kota metropolis Guangzhou bagian selatan, Pemerintah China telah melaksanakan lockdown di sebuah distrik sebagai upaya dari pihak berwenang untuk mencegah klaster Covid-19, berusaha untuk menghindari lockdown kota menyeluruh.
Dalam beberapa hari terakhir, jumlah kasus Covid-19 harian China daratan telah meningkat menjadi sekitar 28.000 – mendekati level yang terlihat pada bulan April selama penguncian ketat di Shanghai, menurut perhitungan CNBC dari data Wind Information. Sekitar 412 juta orang terkena dampak tindakan penguncian di Cina daratan, naik dari 340 juta minggu sebelumnya.
Sampai saat ini, China masih kerap melaksanakan lockdown, tes COVID-19 secara massal, hingga karantina sebagai bagian dari kebijakan nol-covid. Wabah yang sedang berlangsung adalah yang terburuk sejak awal pandemi yang melanda Guangzhou menurut CNN. Kota Guangzhou sendiri adalah ibu kota provinsi Guangdong, yang merupakan pusat kekuatan ekonomi utama bagi China dan pusat manufaktur global.
Sebagian besar kasus di Guangzhou berpusat di distrik Haizhu yang dilakukan pada awal November yang awalnya berlangsung selama tiga hari, namun diperpanjang hingga satu minggu, dan dua distrik lainnya, Liwan dan Manyu mulai di”kunci” sejak 9 November ketika penyebaran infeksi mulai meluas.
Selain lockdown, tes massal telah dilakukan di sembilan distrik si seluruh kota Guangzhou, bahkan orang-orang yang melakukan kontak erat dengan orang yang dinyatakan terjangkit virus COVID-19 langsung dipindahkan secara massal ke fasilitas karantina. “Saat ini, masih ada risiko penyebaran COVID-19 di daerah yang tidak berisiko, dan wabah tetap parah dan kompleks,” tutur Zhang Yi, wakil direktur komisi kesehatan kota Guangzhou, mengatakan pada konferensi pers pada 10 November 2022.
Untuk mengantisipasi lockdown dan situasi buruk yang akan datang banyak penduduk di Guangzhou telah menimbun makanan dan persediaan lainnya. Selain itu, banyak masyarakat yang marah dengan pembatasan dan pengujian massal yang terlihat di sosial media Weibo. Sementara itu, otoritas lokal di seluruh negeri berada di bawah tekanan untuk meningkatkan langkah-langkah pengendalian Covid-19 meskipun meningkatnya frustasi masyarakat.
Penyebaran virus COVID-19 ini kembali meningkat akibat munculnya varian virus baru yang diberi nama XBB. Di Indonesia sendiri, Juru bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril mengatakan Indonesia belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19. “Varian XBB menyebar lebih cepat, kita harus waspada dan selalu melindungi diri kita sendiri,” kata Syahril.
Dalam istilah PDB, hampir 20% ekonomi China terpengaruh secara negatif oleh pengendalian Covid pada akhir November ini, mendekati level tertinggi 21,2% yang tercatat pada pertengahan April selama penguncian Shanghai, kata Kepala Ekonom China Nomura Ting Lu.