AS Mengeluarkan “Larangan Terbang” setelah Peluncuran Rudal Korea Utara
Perintah “ground stop” yang tidak biasa dikeluarkan bagi Kawasan Pantai Barat AS dalam waktu yang singkat menyusul peringatan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara tentang peluncuran rudal Korea Utara, kata seorang pejabat AS Selasa (1/11). Beberapa bandara yang mendapakan perintah tersebut diantaranya Bandara Burbank di California, menara kontrol di Hillsboro, Oregon dan Bandara Internasional San Diego. Tidak jelas mengapa ground stop dilakukan, karena pernyataan dari Pasukan AS-Korea bahwasanya uji coba itu tidak menimbulkan ancaman bagi AS, ataupun wilayah serta personel militer Korea Selatan, tetapi peluncuran rudal ini menyoroti dampak destabilisasi dari (Korea Utara) program senjata illegal.
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), yang bertanggung jawab atas sistem kontrol lalu lintas udara AS, mengatakan “sebagai tindakan pencegahan, FAA untuk sementara menghentikan keberangkatan di beberapa bandara di sepanjang Pantai Barat pada Senin malam. Operasi penuh dilanjutkan dalam waktu kurang dari 15 menit. FAA secara teratur mengambil tindakan pencegahan. Kami meninjau proses di sekitar ground stop ini seperti yang kami lakukan setelah semua peristiwa semacam itu.” dalam pernyataan yang dirilis.
Kepala Juru bicara North American Aerospace Defense Command (NORAD) Kapten Pamela Kunze menegaskan bahwasanya “Tidak ada peringatan yang dikeluarkan oleh NORAD HQ,” mengenai potensi ancaman terhadap AS. NORAD mengatakan urutan normal setelah peluncuran diikuti: Peluncuran rudal terdeteksi, dan dinilai tidak menjadi ancaman bagi benua Amerika Serikat. Komando Strategis AS dan NORAD menggunakan satelit dan radar untuk melacak setiap peluncuran rudal di seluruh dunia dan dapat dengan cepat menilai apakah peluncuran menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan media pemerintah Korea Utara Rodong Sinmun pada hari Rabu (1/12) bahwa mereka berhasil melakukan uji coba rudal hipersonik. Uji coba ini merupakan uji coba ketiga senjata jenis itu oleh rezim Kim Jong Un. Dilaporkan Kim Jong Un turut menghadiri acara peluncuran tersebut.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam pernyataannya menyebutkan bahwa rudal tersebut lebih maju daripada rudal yang diuji Pyongyang pekan lalu, yang mana mencapai kecepatan lebih dari 10 kali kecepatan suara. Adapun jarak tempuh penerbangannya mencapai lebih dari 700 kilometer(435 mil) dan mencapai ketinggian 60 kilometer (37 mil) tambahnya.