Drone Bawah Air Korut, Ancaman Baru bagi Korsel?
Laporan media negara setempat menyatakan bahwa Korea Utara baru-baru ini berhasil menguji drone serangan baru yakni drone bawah air yang dapat dilengkapi dengan nuklir dan dirancang untuk menciptakan “tsunami radioaktif” yang akan menghancurkan kapal perang dan pelabuhan musuh.
Selama latihan militer yang dilakukan pekan ini di bawah bimbingan pemimpin negara Kim Jong Un, militer Korea Utara telah menerjunkan dan menguji sistem senjata baru tersebut, yang bertujuan untuk menguji kemampuan untuk menciptakan ledakan dan gelombang penghancur berskala besar, seperti yang dilaporkan oleh agensi berita negara KCNA pada hari Jumat (24/3).
“Drone serangan nuklir bawah air ini dapat dikerahkan di sepanjang pantai dan pelabuhan atau ditarik oleh kapal permukaan untuk beroperasi,” kata KCNA.
Agensi berita tersebut mengatakan bahwa selama latihan, drone tersebut dimasukkan ke dalam air di provinsi Hamgyong Selatan pada hari Selasa dan berlayar di bawah air selama 59 jam dan 12 menit, pada kedalaman sekitar 80 hingga 150 meter (260 hingga 490 kaki), sebelum meledak di perairan di sebelah timur pada hari Kamis. Namun, KCNA tidak memberikan rincian tentang kemampuan nuklir drone tersebut.
Sistem drone bawah air ini dimaksudkan untuk melakukan serangan dadakan di perairan musuh dan menghancurkan kelompok serangan angkatan laut dan pelabuhan operasional utama, kata agensi berita tersebut. Menurut laporan media negara, target terakhir drone tersebut adalah sebuah pelabuhan musuh ‘buatan’ yang dibuat di perairan Teluk Hongwon.
Latihan drone yang dilaporkan ini muncul ketika sebuah kapal serbu amfibi AS tiba di Korea Selatan untuk latihan militer bersama yang diberi nama “Freedom Shield”. Setelah tahun 2017 diwarnai dengan berbagai uji coba senjata dan kegaduhan oleh Korea Utara, AS dan Korea Selatan meningkatkan kerja sama pertahanan dan pada 13 Maret, meresmikan latihan militer gabungan terbesar mereka dalam lima tahun terakhir.
Menurut KCNA, Kim Jong Un “memimpin” latihan drone bawah air pada pekan ini dan mengatakan hal tersebut harus menjadi peringatan bagi Washington dan Seoul. Tindakan Kim Jong Un disinyalir menjadi peringatan bagi Korsel dan AS yang terus mengembangkan latihan militer kedua negara.
Ditambah lagi, dua sekutu tersebut melakukan latihan udara dan laut dengan melibatkan pembom strategis B-1B AS. Angkatan laut dan korps marinir mereka akan memulai latihan pendaratan amfibi skala besar Ssangyong. Latihan ini akan berlangsung selama dua minggu hingga 3 April mendatang.
KCNA mengatakan bahwa agensi berita Korea Utara juga mengecam latihan gabungan AS-Korea Selatan, yang diklaim telah “mendorong situasi militer dan politik Semenanjung Korea ke titik yang tidak dapat diubah”.
Korea Utara selama ini telah mengklaim bahwa Washington dan Seoul terlibat dalam latihan militer sebagai repetisi invasi masa depan dan bahwa uji coba senjatanya sebagai respons terhadap latihan-latihan tersebut.