Mengenal Li Shangfu, Calon Menteri Pertahanan China Berikutnya?
Sejak perombakan kabinet pemerintahan pada Oktober tahun 2022 lalu, Jenderal Li Shangfu tengah diharapkan oleh banyak orang untuk menjadi menteri pertahanan China berikutnya. Laporan Departemen Pertahanan AS tahun 2022 menggambarkan Li Shangfu sebagai petugas umum yang menawarkan “keahlian teknis tentang modernisasi militer dan masalah ruang“.
Jenderal Li Shangfu sendiri menunjukan karakter yang ideal bagi pemerintahan Xi Jinping, yaitu “berdarah merah” dan profesional di bidangnya. Merah kerap menjadi simbol komunisme dan sosialisme secara global, yang tidak hanya di China, tetapi juga Laos dan Vietnam. People’s Liberation Army (PLA) China mendesak para perwira politiknya untuk mempertajam keterampilan militer dan teknis mereka untuk membantu kekuatan yang lebih baik beradaptasi dengan lingkungan tempur modern.
Menurut media China, ikatan keluarga Li Shangfu mungkin menandakan pentingnya “darah merah” Li sebagai faktor penting dalam kebangkitannya. Li adalah putra Komandan Pasukan PLA Tinggi, Li Shaozhu yang merupakan personel Tentara Merah pada tahun 1932. Selain itu, latar belakang akademis Li juga sangat mendukung. Selama ini ia kerap dikaitkan dengan pengembangan teknologi militer China. Li sendiri adalah lulusan dari Universitas Pertahanan Nasional PLA pada tahun 1982 dan juga menerima gelar sarjana dari College of Automation Universitas Chongqing.
Untuk itu, Li selama karirnya memiliki banyak pengalaman di bidang antariksa. Ia bertugas selama hampir 31 tahun di Pusat Peluncuran Satelit Xichang PLA dari 1982-2013. Selain itu, Li secara langsung terlibat dalam peluncuran uji coba rudal anti-satelit pertama yang berhasil pada tahun 2007 dan memimpin peluncuran penyelidikan bulan pertama yang sukses di tahun yang sama. Sejak 2014, Li juga menjabat sebagai Wakil Direktur di bekas departemen Jenderal persenjataan, yang dilanjutkan dengan mengabdi sebagai Wakil Komandan dan Kepala Staf PLA-SSF dari tahun 2015-2017, sebelum pindah Departemen Pengembangan Peralatan Militer China.
Julukan “Aerospace Expert” untuk Li kemudian memberinya pengaruh untuk mempromosikan agenda modernisasi teknologi militer yang sejalan dengan “pemikiran militer yang kuat” Xi Jinping. Jika Li benar-benar terpilih, hal ini akan mencerminkan perkembangan perusahaan antariksa China yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012. Ini juga menandakan dunia bahwa, dengan konflik antara China-AS yang semakin meningkat. Kompetisi teknologi telah membuat China akan terus memprioritaskan kedirgantaraan dalam agenda modernisasi pertahanannya selama masa jabatan ketiga Xi dan seterusnya.