“TikTok bisa menjadi alat yang berharga bagi China jika menginvasi Taiwan” kata direktur FBI

“Pemerintah China dapat menggunakan TikTok untuk mengontrol data jutaan orang dan memanfaatkan aplikasi video bentuk pendek untuk membentuk opini publik jika China menginvasi Taiwan”, kata Direktur FBI Christopher Wray, kepada Komite Intelijen Senat AS.

Wray menjawab dengan tegas pertanyaan dari Senator Republik, Marco Rubio dari Florida, terkait apakah TikTok akan mengizinkan Beijing untuk mengontrol data secara luas dan alat pengaruh yang berharga jika terjadi perang di Selat Taiwan. Rubio, Republikan teratas di panel Senat, berpendapat bahwa TikTok menimbulkan “ancaman keamanan nasional yang substansial bagi negara dari entitas yang tidak kami hadapi di masa lalu.”

Menurut Wray, yang menjadi perhatian adalah bahwa tidak adanya pemisah antara sektor swasta dan publik di China, memberikan gambaran bahwa TikTok sebagai perusahaan dari China tentu memiliki hubungan dengan pemerintahan Xi Jinping. Komentar Wray muncul sehari setelah Jenderal Paul Nakasone, kepala Badan Keamanan Nasional AS, mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa dia khawatir TikTok dapat menyensor video untuk membentuk opini publik yang mengancam kepentingan keamanan nasional AS.

Di sisi lain, CEO TikTok, Shou Chew mengatakan bahwa pemerintah China “tidak pernah meminta kami (TikTok) untuk data pengguna AS” dan perusahaan tidak akan memberikannya jika pemerintah memang memintanya. Chew juga mengatakan bahwa “misinformasi dan propaganda tidak memiliki tempat di platform kami, dan pengguna kami tidak mengharapkannya.”

Perusahaan TikTok juga diketahui telah mengambil langkah sukarela untuk memblokir data pengguna AS dari seluruh organisasi globalnya, termasuk dengan meng-hosting data tersebut di server yang dioperasikan oleh perusahaan teknologi raksasa AS, Oracle. Pihak TikTok juga sedang menegosiasikan kemungkinan kesepakatan dengan pemerintahan Biden yang memungkinkan TikTok terus beroperasi di Amerika Serikat dalam kondisi tertentu.

Dalam sebuah pernyataan minggu ini, seorang juru bicara TikTok mengatakan larangan pemerintah AS akan menghambat pidato Amerika dan akan menjadi “larangan ekspor budaya dan nilai-nilai Amerika kepada lebih dari satu miliar orang yang menggunakan layanan kami di seluruh dunia.”

Pembahasan terkait ancaman TikTok juga sebelumnya telah menjadi perhatian pemerintah Kanada yang pada akhir Februari lalu telah melarang aplikasi video TikTok dari semua perangkat pemerintah. Keputusan tersebut mengikuti tinjauan oleh kepala petugas informasi Kanada, dan aplikasi tersebut dinilai “menghadirkan tingkat risiko yang tidak dapat diterima terhadap privasi dan keamanan“.