Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa kemitraan ASEAN dan Korea Selatan di masa depan akan tercapai jika stabilitas di wilayah tersebut terjaga, ketegangan dan persaingan berkurang, dan kepercayaan strategis semakin kuat. “Serta kebiasaan kerja sama yang lebih intensif,” kata presiden saat membuka KTT ASEAN-Korea Selatan ke-24 di Jakarta, Rabu (08/09/23).
Jokowi memimpin KTT ASEAN-Korea Selatan yang dihadiri oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Presiden juga memuji Korea Selatan atas dukungannya terhadap Forum Indo-Pasifik ASEAN (AIPF), yang menurutnya telah menunjukkan kerja sama inklusif yang nyata dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran di Indo-Pasifik.
Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN dan mengadakan KTT ASEAN ke-43 di Jakarta pada tanggal 5-7 September. KTT ini akan dihadiri oleh 19 pemimpin negara, termasuk negara mitra ASEAN dan organisasi internasional.
Jokowi menilai bahwa bagi Indonesia, ini adalah kemitraan masa depan, dengan transisi energi dan transformasi digital sebagai pilar utama.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menekankan bahwa ketergantungan ASEAN pada energi fosil sebesar 78 persen perlu dikurangi. Sementara itu, diperkirakan ekonomi digital ASEAN akan memberikan kontribusi sebesar 1 triliun dolar AS terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) wilayah tersebut dalam satu dekade mendatang.
Jokowi menjelaskan bahwa transisi energi dan transformasi digital membutuhkan investasi besar dan transfer teknologi.
“Namun, untuk mewujudkan transisi energi dan transformasi digital, diperlukan investasi dan transfer teknologi yang signifikan. Oleh karena itu, kolaborasi dan kemitraan sangatlah penting,” ujar beliau.
Presiden Jokowi, sebagai perwakilan ASEAN, menyampaikan apresiasinya terhadap China, Jepang, dan Korea Selatan atas bantuan yang telah diberikan dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) dan Forum ASEAN-Indo-Pasifik.
“ASEAN sangat menghargai dukungan dari China, Jepang, dan Korea Selatan dalam pengembangan ekosistem baterai EV dan Forum ASEAN-Indo-Pasifik,” ujar Presiden Jokowi saat KTT KE-26 ASEAN Plus Three pada Rabu (6/9/2023).
Di kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri, Retno L. P. Marsudi, mengumumkan bahwa Korea Selatan telah mengalokasikan dana sebesar 30 juta dolar AS atau sekitar 459 miliar rupiah (dengan kurs 15.300 rupiah/dolar AS) untuk meningkatkan kapasitas kecerdasan buatan.
Presiden Korsel sempat menyinggung soal Korea Utara
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyatakan bahwa semua upaya untuk bekerja sama dengan Korea Utara dalam masalah militer yang dapat mengganggu perdamaian internasional harus segera dihentikan. Pernyataan ini disampaikannya dalam pertemuan tingkat tinggi dengan negara-negara anggota ASEAN di Asia Tenggara, Jakarta, Indonesia.
Meskipun tidak dijelaskan lebih lanjut, komentarnya muncul di tengah laporan tentang kemajuan dalam perundingan senjata antara Korea Utara dan Rusia, serta rencana pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk segera mengunjungi Rusia guna bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.