Drama Keluarga Kerajaan Yordania: Pangeran Hamzah Putuskan akan Setia pada Raja Abdullah II?

Yordania mengalami ketegangan belakangan ini karena terjadi penangkapan pada puluhan orang termasuk anggota senior kerajaan yakni Hasan bin Said atas tuduhan “persekongkolan jahat” dengan pihak asing dalam melawan kerajaan.[1] Meski bukan rahasia umum adanya konflik kerajaan Yordania, namun ini merupakan kali pertama perseteruan internal tersebut terkuak pada publik domestik dan internasional. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

Internal Kerajaan Yordania dan Perebutan Tahta
Perlu diketahui, Yordania berada di wilayah strategis Timur Tengah dengan bentuk monarki semi-konstitusional yang kepala pemerintahannya saat ini yakni Perdana Menteri Bisher Al-Khasawneh dan kepala negara saat ini yakni Raja Abdullah II. Hamzah, keponakan tiri Raja Abdullah II,  merupakan anak sulung Raja Hussein dan Ratu Noor yang dahulu menjadi calon terkuat dan terfavorit di mata para kepala suku setempat untuk menjadi pengganti raja Hussein yang sudah meninggal. Namun, Hamzah pada masa itu dinilai masih sangat muda sehingga anak tertua Raja Abdullah II yakni Hussein bin Abdullah diangkat menggantikan Mantan Putra Mahkota Hamzah bin Hussein yang sudah menjabat sejak tahun 1999-2004 tersebut.

Harapan Noor agar anaknya menjadi raja seketika musnah, namun Hamzah sendiri tidak secara terbuka menentang keputusan tersebut dan lebih berupaya “membentuk” figur yang mendukung kondisi kestabilan sosial dan ekonomi di Yordania. Noor menyatakan pandangannya melalui media sosial dan berharap kebenaran serta keadilan dapat ditegakkan, namun direspons dengan serangan dan cacian dari anggota kerajaan lain yang menilai Noor hanya menginginkan kekuasaan.[2] Perpecahan internal kerajaan Yordania ini semakin terlihat di publik.

Hamzah bin Hussein sebagai oportunis?
Perseteruan dimulai saat Hamzah dalam sebuah video di BBC menyatakan Ia menjadi tahanan rumah sehingga diminta untuk tidak menghubungi siapapun termasuk rekannya, kecuali keluarga kerajaan.[3] Penangkapan ini dilakukan pada masa tingginya kritik termasuk dari Hamzah yang menilai kerajaan Yordania melakukan banyak korupsi dan pembuatan kebijakan pemerintahan yang buruk selama puluhan tahun. Namun, pihak Kerajaan Yordania menilai bahwa Pangeran Hamzah yang sudah dipantau selama beberapa waktu tersebut berupaya menghancurkan keamanan dan stabilitas di Yordania dengan mengumpulkan koalisi dengan kepala suku. 

Mengapa Hamzah melakukan semua tindakan tersebut sekarang? Konsep politik oportunistik menyatakan terdapat berbagai situasi yang digunakan dalam menggalang dukungan, kekuatan, dan pengaruh politik dengan memanfaatkan berbagai kesempatan, termasuk membangun aliansi bersama beverapa pihak untuk kepentingan elit politik tanpa benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas.[4] Keadaan domestik Yordania sendiri sedang tidak stabil terutama secara ekonomi dan sosial dikarenakan masa pandemi membuat Yordania defisit hingga 5,7% tahun ini dan diekspektasi semakin menurun hingga 3,7% pada tahun 2022. Keadaan krisis ini diperburuk dengan banyaknya pengungsi Suriah, sehingga dikhawatirkan tingkat pengangguran negara semakin tinggi di mana tahun 2020 lalu saja sudah mencapai 14,6%.[5] Dengan ketidakstabilan yang berkepanjangan tersebut terutama dari sisi perekonomian mempengaruhi aspek lain terutama sosial dan politik, sehingga momen ini digunakan Hamzah memperluas kekuatan politiknya dengan membangun aliansi dengan kepala suku yang mendukungnya, mengingat dulu Hamzah memang populer dikalangan kepala suku. Kondisi ketidakstabilan ini cukup berbahaya untuk keberlangsungan Yordania karena bisa memunculkan ketidakpuasan masyarakat untuk menekan pemerintah.

Stabilitas Yordania dan dukungan asing
Ayman Safadi, Wakil Perdana Menteri Yordania, menyatakan Hamzah ahli dalam memutarbalikkan fakta dan berupaya menggalang dukungan dari para tetua suku. Pemerintah Yordania menyatakan sudah melakukan mediasi dengan Hamzah yang membuat Hamzah sepakat akan tetap setia dan mendukung Raja Abdullah II.[6] Meskipun perseteruan ini sudah diselesaikan secara personal dan internal, namun ancaman domestik seperti ini masih sangat berisiko terjadi kembali terutama jika pemerintah Yordania tidak mampu menjamin kestabilan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Pemenuhan kebutuhan dasar ini yang selanjutnya akan memperkuat dukungan yang mempertahankan kekuasaan pemerintah Yordania. Skenario terburuknya adalah Hamzah bersama dengan kekuatan politiknya akan menggunakan kondisi ketidakstabilan tersebut untuk semakin menurunkan dukungan masyarakat pada Raja Abdullah II, yang sejauh ini bentuk monarki masih diakui oleh masyarakat Yordania.

Melihat wilayah dan posisi geografis Yordania yang berada disekitar negara berkonflik dan rentan di Timur Tengah, banyak negara memandang pentingnya stabilitas di negara ini agar tetap bisa menjadi wilayah “netral” zona konflik di regional tersebut. Ketegangan Yordania ini juga menarik perhatian para pemimpin asing seperti negara-negara Arab, Uni Eropa, dan Amerika Serikat yang menyatakan dukungan terhadap pemerintah sah Yordania dan mendukung keamanan nasional dan perekonomian Yordania demi kesejahteraan masyarakatnya.


[1] Yasmine Salam, How Jordan’s royal drama could threaten Middle East stability, as U.S. offers support, NBC News, https://www.nbcnews.com/news/world/how-jordan-s-royal-drama-could-threaten-middle-east-stability-n1263016, 2021.

[2] BBC, Yordania: Siapa Pangeran Hamzah bin Hussein, mantan putra mahkota yang dituduh berusaha ‘mengacaukan’ negara?, BBC Indonesia, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-56635718, 2021.

[3] Anisatul Umah, Pangeran Yordania Jadi “Tahanan Rumah”, Kenapa?, CNBC, https://www.cnbcindonesia.com/news/20210404105728-4-235101/pangeran-yordania-jadi-tahanan-rumah-kenapa, 2021.

[4] Claudia Roth Pierpont, The Florentine The man who taught rulers how to rule, The News Yorker, https://www.newyorker.com/magazine/2008/09/15/the-florentine, 2008.

[5] Nordea, Country profile Jordan, Nordea, https://www.nordeatrade.com/en/explore-new-market/jordan/political-context, 2021.

[6] BBC, Jordan’s Prince Hamzah pledges allegiance to king after mediation, BBC, https://www.bbc.com/news/world-middle-east-56644578, 2021