Swedia selangkah lebih dekat untuk bergabung dengan NATO berkat Turki
Pada 23 Oktober lalu, Swedia selangkah lebih dekat untuk bergabung dengan NATO setelah presiden Turki menyerahkan dokumen aksesi ke parlemen NATO, menyetujui bergabungnya Swedia ke pakta militer tersebut. Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan Swedia dan Finlandia mengajukan permohonan keanggotaan NATO, meskipun permohonan tersebut digagalkan oleh Turki.
Penandatanganan prosedur aksesi oleh Recep Tayyip Erdogan terjadi setelah penundaan selama berbulan-bulan, meski tidak diketahui berapa lama prosesnya akan berlangsung. Usulan Erdogan itu sendiri harus lolos melalui komisi parlemen sebelum dilakukan pemungutan suara penuh di ruang utama majelis NATO, dimana presiden Turki dan para pendukungnya dapat menentukan untuk mengonfirmasi pencalonan Swedia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan dia menantikan “pemungutan suara yang cepat” di parlemen Turki dan menyambut Swedia sebagai sekutunya “segera”. “Banyak sekutu ingin melihat kemajuan cepat dalam ratifikasi ini,” tambah Stoltenberg kepada The Associated Press setelah memimpin pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussels. “Swedia telah memenuhi apa yang mereka janjikan, dan sekarang kita memerlukan ratifikasi keanggotaan Swedia” jelas Stoltenberg dilansir dari Reuters.
Erdogan menuduh Swedia terlalu memanjakan kelompok teroris, khususnya Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang melakukan kekerasan, dan menampung individu-individu yang terkait dengan upaya kudeta Turki pada tahun 2016. Para pejabat Turki juga menuduh pejabat Swedia terlibat dalam demonstrasi Islamofobia seperti pembakaran Alquran.
Di sisi lain, Swedia telah memperketat undang-undang anti-terornya dan berkomitmen untuk bekerja sama lebih erat dengan Turki dalam masalah keamanan sejak berupaya menjadi anggota NATO. Pernyataan Erdogan saat ini merupakan perubahan 180 derajat yang luar biasa dari pernyataan sebelumnya yang menyatakan bahwa Swedia hanya dapat bergabung dengan aliansi tersebut setelah Turki diterima menjadi anggota Uni Eropa.
AS menyambut baik berita bahwa Erdogan telah menandatangani dan menyampaikan prosedur keanggotaan NATO Swedia ke parlemen Turki pada hari Senin. Tindakan Erdogan merupakan sebuah langkah maju dalam upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO, namun hal tersebut tidak menjamin bahwa Swedia akan segera menjadi anggota aliansi berikutnya.
Seluruh 31 sekutu NATO harus mendukung keanggotaan Swedia. Turki dan Hungaria adalah dua sekutu yang belum meratifikasinya. Selain itu, belum diketahui secara pasti kapan keanggotaan Swedia akan mulai berlaku. “Senang mendengar bahwa Presiden Turki Erdoğan kini telah menyerahkan dokumen ratifikasi kepada Parlemen Turki,” tulis Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. “Sekarang tinggal Parlemen yang menangani masalah ini. Kami berharap dapat menjadi anggota NATO.”