IMF Prediksi Ekonomi Global Tumbuh 2.7 Persen di Tahun 2023
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF) memproyeksikan bahwa perekonomian global akan terus mengalami tahun berat dengan risiko resesi. IMF mengungkapkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,7 persen di tahun 2023.
IMF memprediksi bahwa pertumbuhan global melambat ke angka 2,7 persen di tahun 2023, setelah sebelumnya menurun jauh dari 6,00 persen di tahun 2021 ke 3,2 persen di tahun 2022. IMF memperkirakan juga bahwa pertumbuhan global menyentuh level terbawahnya, namun akan berbalik meningkat di akhir 2023 dan awal tahun 2024.
Selain itu, terdapat gambaran lebih positif mengenai ketahanan pasar tenaga kerja, di mana selama orang bekerja, meskipun harga meningkat, namun orang-orang akan terus berbelanja.
Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva menyatakan kondisi ini terjadi karena tiga perekonomian terbesar yakni dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China akan mengalami perlambatan ekonomi secara serentak.
Berharap pada perekonomian wilayah besar
Georgieva berkata bahwa ada banyak harapan pada negara China karena sebelumnya negara tersebut menyumbang sekitar 35 persen hingga 40 persen pertumbuhan global. Kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi tersebut akan terjadi di pertengahan 2023, namun akan tergantung pada Beijing jika tidak mengubah kebijakan domestiknya dan tetap pada aturan kebijakan nol-Covid.
Untuk AS, kemungkinan besar akan mengalami resesi ringan, namun risiko ketidakpastian tetap tinggi mengingat tingginya serangan siber dan eskalasi perang Rusia-Ukraina.
Dari sisi Indonesia, Menteri Keuangan menyatakan sudah terdapat 63 negara terlilit utang, termasuk tiga negara dari Asia seperti Bangladesh, Sri Lanka, dan Pakistan.
Presiden Joko Widodo juga menyatakan kondisi ekonomi Indonesia sedang berada pada level genting, sehingga risiko keuangan termasuk krisis pangan, krisis energi, dan inflasi menjadi sangat berisiko.