NATO Tidak Akan Mundur Untuk Membantu Ukraina

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg sebelumnya menuduh Rusia “mencoba menggunakan musim dingin sebagai senjata perang” ketika dia meminta negara-negara anggota untuk menjanjikan lebih banyak bantuan untuk Ukraina di tengah serangan tanpa henti Moskow terhadap infrastruktur listrik negara itu.

Serangan Rusia terhadap infrastruktur Ukraina telah menyebabkan jutaan orang terputus pada aliran listrik dan air karena suhu musim dingin. Dalam sebuah pernyataan pada hari 29 November, pertemuan para menteri NATO di ibu kota Rumania, Bucharest, mengutuk “serangan terus-menerus dan tidak masuk akal terhadap infrastruktur sipil dan energi Ukraina” dan mengkonfirmasi keputusan tahun 2008 bahwa Ukraina pada akhirnya akan bergabung dengan aliansi tersebut.

Pintu NATO terbuka,” kata Stoltenberg, saat sekutu menjanjikan lebih banyak senjata untuk Kyiv dan peralatan untuk membantu memulihkan infrastruktur yang dihancurkan oleh Rusia. Di sisi lain, Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki hak veto akan bergabungnya Ukraina dengan NATO.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyerukan pasokan senjata sesegera mungkin  terutama sistem pertahanan udara canggih untuk datang “lebih cepat, lebih cepat, lebih cepat” saat ia mengikuti pertemuan dua hari dengan para menteri luar negeri NATO. Hal ini karena berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang terdampak oleh serangan Rusia. “Ketika kami memiliki trafo dan generator, kami dapat memulihkan sistem kami, jaringan energi kami, dan menyediakan kondisi kehidupan yang layak bagi masyarakat,” kata Kuleba.

Selain membantu Ukraina dengna mengirimkan senjata untuk melawan Kremlin, NATO juga berusaha membantu Ukraina dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan seperti barang-barang seperti bahan bakar, persediaan medis, peralatan musim dingin, dan pengacau drone.

“NATO akan terus membela Ukraina selama dibutuhkan. Kami tidak akan mundur,” kata Stoltenberg dalam pidatonya di Bucharest. Dia menambahkan bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan persyaratan yang tepat untuk memulai negosiasi adalah dengan meningkatkan posisi Ukraina di medan perang.

Rencana itu didukung oleh berbagai Menteri Luar Negeri anggota NATO lainnya. “Bulan-bulan mendatang akan menjadi ujian besar bagi kita semua. Bagi Ukraina, itu eksistensial, bagi kami moral. Kami harus terus membantu Ukraina selama diperlukan,” kata Menteri Luar Negeri Slovakia, Rastislav Kacer.

Pertemuan NATO itu sendiri berencana untuk mengeluarkan perjanjian untuk Ukraina berupa “bantuan tidak mematikan” oleh NATO yang diikuti dengan bantuan militer oleh masing-masing negara anggota.