Terdesak, Netanyahu Batal Gantikan Menhan Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pada Senin bahwa ia akan mempertahankan Menteri Pertahanan Yoav Gallant diposisinya mengingat krisis keamanan yang semakin meningkat, sehingga Ia membalikkan keputusannya untuk memecat menteri tersebut yang memicu protes dan kekhawatiran di luar negeri.
Sebelumnya, Yoav Gallant akan diturunkan dari posisinya setelah Ia memberikan pernyataan di televisi terkait pandangannya untuk menunda rencana reformasi yudisial yang dapat merugikan militer. Netanyahu memutuskan untuk memecat Gallant, namun gelombang protes besar semakin meluas, di mana banyak masyarakat akhirnya berpandangan bahwa keamanan masyarakat dapat dikorbankan demi kepentingan pribadi Netanyahu. Selain itu, Netanyahu pun terpaksa menunda reformasi yudisial dan menyatakan sedang melakukan negosiasi.
Terkait dengan posisi Gallant sekarang, Netanyahu mengumumkan akan menunda pemecatan Gallant. “Saya telah memutuskan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat kita,” ujar Netanyahu pada konferensi pers Senin. Ia mengatakan bahwa kedua pihak telah bekerja sama dengan erat selama dua minggu terakhir.
Ketidakstabilan keamanan Israel
Israel sedang menghadapi berbagai masalah keamanan, di mana selain dari protes reformasi, dalam sepekan terakhir pun terdapat tembakan roket dari Gaza, Lebanon, dan Suriah. Terdapat juga penermbakan terhadap tiga wanita Inggris-Israel, dan tewasnya seorang turis Italia dan lima orang terluka dalam insiden tabrakan mobil di Tel Aviv pada Jumat.
Serangan-serangan tersebut juga ditambah dengan adanya serangan silang di Gaza dan Lebanon, menambah ketegangan antara Israel dan Palestina setelah serangan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pekan ini. Ketegangan tersebut disinyalir meluas ketika Israel merespons serangkaian roket dengan menyerang sasaran yang terkait dengan Hamas di Gaza dan selatan Lebanon, tetapi pertempuran memasuki masa damai pada Jumat waktu setempat.
Krisis keamanan ini semakin mengguncang popularitas Netanyahu, di mana jajak pendapat menghasilkan bahwa hanya 27% responden ‘mengandalkan pemerintah untuk menangani gelombang teror”. Sebuah jajak pendapat dari Channel 13 News juga menunjukkan partai Likud Netanyahu akan kehilangan lebih dari sepertiga kursinya jika pemilu diadakan sekarang, dan Netanyahu akan gagal mendapatkan mayoritas dengan mitra koalisinya yang keras kanan.
Netanyahu hanya merespons dengan berkata, “Saya tak terganggu dengan jajak pendapat.”
Dengan kondisi ketidakstabilan ini, beberapa pihak yang khawatir dengan masalah keamanan menyarankan kepada Netanyahu bahwa Israel membutuhkan Menhan tetap.