Pemilihan Umum Tingkat Negara Bagian Malaysia Akan Digelar Bulan Depan, Ujian Penting bagi PM Anwar?
Kurang dari setahun setelah menjabat, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menghadapi ujian pertama yang kritis dalam pemilihan umum negara bagian bulan depan yang mempertaruhkan pemerintahannya melawan oposisi Islam yang kuat.
Kepala Komisi Pemilihan Abdul Ghani Salleh mengatakan pada hari Rabu bahwa lebih dari 9,7 juta pemilih akan menuju bilik suara pada 12 Agustus untuk memilih 245 anggota dewan untuk enam negara bagian.
Meskipun pemilihan regional ini tidak akan secara langsung mempengaruhi mayoritas dua pertiga kelompok Anwar di parlemen, kekalahan yang signifikan bagi koalisi yang dipimpinnya dapat menimbulkan pertanyaan tentang kepemimpinannya dan mengganggu blok pemerintahan yang berkuasa setelah pemilihan umum nasional yang ketat dan memecah belah pada bulan November.
Seperti diketahui, enam negara bagian, yaitu Selangor, Penang, Negeri Sembilan, Kelantan, Terengganu, dan Kedah, akan melakukan pemungutan suara pada tanggal 12 Agustus, kata Ketua Komisi Pemilihan Abdul Ghani Salleh dalam konferensi pers. Koalisi Anwar saat ini berkuasa di tiga dari enam negara bagian tersebut.
Berkaitan dengan aliansi lainnya?
Pemilihan ini akan mempertaruhkan koalisi progresif Anwar yang multietnis melawan aliansi yang mayoritas konservatif Melayu-Muslim yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin.
Diharapkan aliansi Muhyiddin akan memberikan tantangan yang kuat bagi Anwar setelah berhasil mencetak kemajuan besar di wilayah-wilayah Melayu dalam pemilihan November lalu.
Aliansi tersebut menggambarkan dirinya bebas dari korupsi, sementara Anwar dihadapkan pada kritik karena bergabung dengan partai yang bermasalah dengan korupsi untuk membentuk pemerintahan.
Sebelumnya, Anwar memutuskan untuk membentuk aliansi dengan United Malaysia National Organisation (UMNO), mantan rival jangka panjang koalisinya, untuk memperoleh mayoritas di parlemen. Namun, beberapa pemimpin tertinggi UMNO menghadapi tuduhan korupsi pidana, termasuk presidennya Ahmad Zahid Hamidi yang juga merupakan wakil Anwar. Jika UMNO tampil buruk, analis mengatakan hal itu bisa memicu pemberontakan oleh faksi-faksi anti-Anwar dan memaksa mereka untuk mempertimbangkan kembali aliansi mereka.
Mungkin tidak mudah karena pemerintahan Anwar memiliki mayoritas dua pertiga di Parlemen, yang merupakan yang terkuat dalam 15 tahun terakhir. Banyak juga yang khawatir akan memicu gelombang ketidakstabilan politik lainnya di tengah pemulihan ekonomi yang lambat.
Selain itu, dari aspek lain yakni ekonomi, terdapat pertumbuhan ekonomi yang melambat dan biaya hidup yang lebih tinggi akan menjadi isu utama dalam pemilihan ini bagi para pemilih.
Ekonomi Malaysia diperkirakan akan tumbuh lebih lambat dibandingkan tahun lalu akibat tekanan global. Nilai tukar ringgit, yang tertinggal dibandingkan dengan mata uang negara-negara tetangga di Asia Tenggara, berada di dekat level terendah dalam 7 bulan.
Sejak berkuasa, Anwar telah fokus pada pengenalan reformasi ekonomi dan institusional, termasuk mengurangi subsidi bagi orang kaya, mempermudah aturan pendaftaran perusahaan, dan menghapus hukuman mati yang wajib.