Parlemen Kedelapan Ghana menunda pemungutan suara RUU
Parlemen Kedelapan Ghana hari Rabu (03/08/2023) akan bersidang kembali setelah sesi sidang singkat pada minggu lalu. Agenda hari ini sebagian besar akan terdiri dari diskusi dan pemungutan suara pada beberapa RUU utama yang bertujuan untuk mereformasi industri, infrastruktur, dan lembaga keuangan Ghana agar lebih sesuai dengan standar Barat.
Minggu lalu, Parlemen Ghana mengadakan pemungutan suara bersejarah yang menghapuskan hukuman mati untuk pelanggaran berat seperti pembunuhan dan pengkhianatan, menjadikannya negara Afrika terbaru yang melakukannya. Keputusan penting ini mendapat sambutan hangat dari beberapa organisasi non–profit seperti Amnesty International, karena langkah ini merupakan indikator kuat bahwa Accra bergerak lebih dekat ke arah rezim yang memprioritaskan demokrasi dan hak asasi manusia.
Meskipun terjadi perpecahan di parlemen Ghana antara Partai Patriotik Baru (NPP) yang konservatif dan Kongres Demokratik Nasional (NDC) yang liberal, diharapkan Accra dapat terus menerapkan undang-undang dan reformasi pro-demokrasi dalam jangka pendek dan menengah. Meskipun kemungkinan besar akan memicu reaksi awal dari beberapa kelompok tradisionalis di negara ini yang memiliki kecenderungan anti-Barat, pemerintah Ghana diperkirakan akan melanjutkan reformasi dengan cepat. Ke depannya, pendekatan Accra akan menjadi contoh bagi negara-negara tetangga di Afrika, yang kemungkinan besar akan mengikutinya.