Membaca Sinyal dari UUV Buatan Tiongkok yang Ditemukan di Perairan Indonesia

(Foto: South China Morning Post)

Pada Desember 2020, Indonesia sempat dikagetkan dengan ditemukannya sebuah Unmanned Underwater Vehicle (UUV) milik negara asing di wilayah perairan Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. UUV yang ditemukan tersebut memiliki label bertuliskan “Shenyang Institute of Automation Chinese Academy of Sciences” pada bagian badannya. Dari sana kemudian disimpulkan bahwa UUV ini merupakan buatan dan kemungkinan besar milik Tiongkok. Walaupun Indonesia bukan merupakan negara klaim dalam sengketa yang masih berlangsung di Laut Tiongkok Selatan, nampaknya perairan Indonesia memiliki sesuatu yang penting bagi Tiongkok dengan keberadaan UUV tersebut.

Apapun kepentingan Tiongkok di wilayah perairan Pulau Selayar sepertinya berkaitan dengan fakta bahwa wilayah tersebut  merupakan satu-satunya channel laut dalam yang dapat menghubungkan Laut Tiongkok Selatan dengan Samudera Hindia. Hal ini memperlihatkan adanya upaya Tiongkok untuk memiliki akses dari Laut Tiongkok Selatan sekaligus Samudera Hindia. Tentunya tidak bisa dihindari, hal ini juga sangat mungkin berkaitan dengan modernisasi dan perkembangan angkatan lautnya yang sedang mengembangkan kekuatan blue-water navy.

Masuknya UUV Tiongkok di wilayah kedaulatan Indonesia tanpa pemberitahuan tentunya telah melanggar kedaulatan Indonesia. UNCLOS memang tidak melarang negara anggotanya melakukan riset di lautan tetapi negara yang melakukan riset harus meminta izin setidaknya 6 bulan sebelum melakukan riset laut di ZEE negara lain. Tidak adanya upaya untuk meminta izin membuat perbuatan Tiongkok ini tidak dapat dibenarkan.  Sehingga, Indonesia dan juga dunia internasional berhak mempertanyakan dan mencurigai tujuan dan kepentingan Tiongkok melakukan hal ini.

Apakah  aksi Tiongkok ini bisa dikategorikan upaya spionase? Upaya ini tentu saja dapat dikatakan sebagai sebuah upaya spionase. Apalagi mengingat fakta bahwa Tiongkok tidak meminta izin berkaitan dengan keberadaan UUVnya di wilayah ZEE negara lain. Lalu, Apakah Tiongkok mengirimkan sinyal perang? Keberadaan UUV milik Tiongkok ini memang seolah-olah mengirimkan beberapa sinyal menurut beberapa negara.

Selain Indonesia, ada Australia yang menilai negatif penemuan UUV tersebut karena sedang dalam tensi yang kurang baik bersama Tiongkok. Menurut Malcolm Davis dari Australian Strategic Policy Institute, melalui UUV itu Tiongkok mengirimkan sinyal bahwa Angkatan lautnya siap kapan pun untuk mengirimkan pasukan ke wilayah Australia. Walaupun setiap negara sebenarnya bisa menyimpulkan sinyal apa yang coba dikirimkan oleh Tiongkok, tapi sinyal pentingnya adalah bahwa Tiongkok saat ini sedang berupaya untuk mengumpulkan informasi bahwa laut. Entah apa kepentingannya, tapi  informasi bahwa laut ini sangat penting bagi Tiongkok dan hal ini kemungkinan besar berkaitan erat dengan militernya yang sedang dipersiapkan menjadi militer kelas dunia.

Motivasi Tiongkok

Melalui aktivitas-aktivitas Tiongkok khususnya yang saat ini melanggar kedaulatan negara lain, memang sangat pantas untuk mempertanyakan motivasi mereka melakukan hal itu. Apa yang sebenarnya Tiongkok inginkan? Jawabannya untuk mendominasi dunia yaitu menjadi pemimpin dunia. Pada dasarnya itu adalah inti dari “China’s Dream” yang saat ini diusung oleh Xi Jinping sebagai tujuan nasional Tiongkok. Untuk itu, para petinggi Chinese Communist Party (CCP) termasuk Xi Jinping didalamnya telah menyadari bawah untuk bisa mencapai keinginan itu, Tiongkok memerlukan angkatan bersenjata dan pengaruh yang kuat di panggung internasional.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak upaya modernisasi People’s Liberation Army, tentara nasional Tiongkok, yang dilakukan Xi Jinping telah memperlihatkan hasil signifikan terhadap kekuatan militer Tiongkok. Kemampuan Tiongkok untuk merancang, memproduksi dan mengoperasikan UUV menjadi salah satu bukti modernisasi Tiongkok cukup berjalan dengan baik dan perlahan-lahan mulai mendekati AS. Data bahwa laut yang sedang coba dikumpulkan oleh Tiongkok tentu dipergunakan untuk kepentingan modernisasi. Selain itu, data itu juga nampaknya akan berguna untuk keperluan militer mereka baik di kawasan Laut Tiongkok Selatan ataupun wilayah Indo-Pacific. Sehingga, ke depannya kita tidak perlu heran apabila lebih banyak UUV milik Tiongkok ditemukan di wilayah-wilaya tersebut.

Pada akhirnya, kita tidak bisa mengkonfirmasi secara resmi hal apa yang sedang dilakukan oleh Tiongkok dan motivasinya. Namun, melihat keinginan mereka untuk menjadi pemimpin dunia tentunya UUV ini bisa menjadi salah satu indikasi adanya upaya yang sedang mereka lakukan untuk mencapai hal tersebut. Selain itu, UUV ini juga menunjukan teknologi militer Tiongkok ikut berkembang pesat. Naiknya kuantitas dan kualitas militer Tiongkok ini pun perlahan-lahan mulai mengonfirmasi keinginan mereka untuk mendominasi dunia.