Penjabaran Buku Putih China untuk Taiwan 2022

Di tengah krisis keamanan terburuk di Selat Taiwan selama 20 tahun, Dewan Negara China telah merilis buku putih baru tentang “Pertanyaan Taiwan dan Reunifikasi China di Era Baru” dimana versi sebelumnya terbit pada tahun 2000. Buku ini secara rinci menjelaskan pendekatan Beijing ke Taiwan di bawah “era baru” kepemimpinan Xi Jinping.

Makalah ini menggarisbawahi komitmen China untuk “Menyelesaikan konflik Taiwan dan mewujudkan reunifikasi penuh China,” menyebut tujuan ini sebagai “aspirasi bersama dari semua bangsa China,” “sangat diperlukan untuk realisasi peremajaan China,” dan “misi bersejarah” Partai Komunis Tiongkok (PKC), dilansir dari The Diplomat.

Sebagai pembenaran klaim PKC atas Taiwan, buku putih tersebut mencakup diskusi panjang tentang hubungan historis antara China dan Taiwan. Dalam tulisan tersebut, dikatakan bahwa pendudukan Jepang di Taiwan merupakan sebuah penghinaan nasional China sehingga sejarah harus diluruskan dan menekankan bahwa “Fakta bahwa kita belum bersatu kembali adalah bekas luka yang ditinggalkan oleh sejarah bangsa Tiongkok.”

Buku putih itu juga memberikan pembenaran politik nyata bahwa reunifikasi China-Taiwan adalah satu-satunya cara untuk menghindari risiko Taiwan diduduki lagi oleh negara asing, untuk menggagalkan upaya kekuatan eksternal menahan China, dan untuk melindungi kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan negara kita. Kemudian, buku putih itu menuduh bahwa AS “menggunakan Taiwan untuk menahan China” dan “merusak perkembangan dan kemajuan China.”

Buku putih mempertahankan kerangka kerja “Satu Negara, Dua Sistem” untuk Taiwan pasca-penyatuan, berjanji bahwa “Taiwan dapat melanjutkan sistem sosialnya saat ini dan menikmati otonomi tingkat tinggi sesuai dengan hukum.” Dalam tulisan ini juga dipaparkan bahwa China berjanji sistem sosial Taiwan dan cara hidupnya akan sepenuhnya dihormati, termasuk hak dan kepentingan yang sah dari orang-orang di Taiwan akan sepenuhnya dilindungi” namun, hal ini bisa saja hanya berdasar pada kepentingan Taiwan berada di bawah kontrol China.

Perihal ketegangan antara China dan AS terkait Taiwan, buku ini juga menjelaskan secara eksplisit bahwa “[gerakan] untuk memisahkan Taiwan dari China merupakan kejahatan pemisahan diri yang serius,” Selain itu, buku ini juga menekankan sikap bahwa bangkitnya kekuatan ekonomi dan militer China dipandang sebagai “faktor kunci” dalam “realisasi reunifikasi nasional sepenuhnya”