Shehbaz Sharif: Perdana Menteri Baru dan Timbulnya Protes Masyarakat Pakistan
Pada 11 April 2022, Parlemen Pakistan telah memilih Shehbaz Sharif sebagai perdana menteri baru setelah penggulingan Imran Khan akhir pekan lalu lewat mosi tidak percaya. Menjelang hasil dari pemungutan suara pada Senin sore, anggota parlemen dari partai Tehreek-e-Insaaf (PTI) yang merupakan partai Khan melakukan pengunduran diri secara masal dan memboikot pemilihan Sharif.
Sharif, yang berhasil memimpin upaya oposisi untuk menggulingkan Khan berjanji bahwa pemerintahnya akan meningkatkan ekonomi Pakistan dan tidak membalas dendam kepada lawan politiknya. Pakistan sendiri saat ini tengah dilanda masalah ekonomi. Islamabad tengah berjuang untuk menurunkan inflasi tinggi dan rupee Pakistan yang anjlok. Pihak Oposisi sendiri berargumen bahwa pemerintah Khan memang melakukan tindakan “salah urus” ekonomi dan kebijakan luar negeri yang ceroboh.
Kejadian ini memancing puluhan ribu pengunjuk rasa di seluruh Pakistan dan ratusan pendukung Khan di berbagai negara seperti di Inggris, Australia dan UEA. Pendukung Khan berbaris di berbagai kota di Pakistan sejak hari Minggu (10/4). Mereka mengibarkan bendera partai PTI dan bersumpah mendukung pemerintahan Khan. Kerumunan ini sendiri didominasi masyarakat berusia muda dilansir dari TRT World.
Pendukung Imran Khan melakukan protes di Pakistan dan manca negara
Di Islamabad, lampu dari ribuan pendukung menerangi langit malam saat Khan melewati kerumunan tersebut di atas truk berwarna cerah. “Dalam sistem demokrasi suara terakhir adalah suara rakyat. Dan suara rakyat adalah Imran Khan,” kata Ambareen Turk, aktivis partai lokal yang bergabung dengan pengunjuk rasa di Islamabad. Dengan posisinya saat ini, Khan juga mengungkapkan perasaannya lewat unggahan Twitter, “Terima kasih kepada semua orang Pakistan atas curahan dukungan & emosi mereka yang luar biasa untuk memprotes perubahan rezim yang didukung AS yang didukung oleh Mir Jafars lokal untuk membawa ke kekuasaan sekelompok penjahat lentur semua dengan jaminan. Menunjukkan orang Pakistan di dalam & luar negeri dengan tegas menolak penggulingan ini.”
Di London, para demonstran berkumpul di Hyde Park dan di luar rumah mantan PM Nawaz Sharif dan berjanji untuk menentang pemerintah “impor”. Unjuk rasa ini cukup masif sehingga polisi dipanggil untuk mengikuti keributan di luar rumah Nawaz Sharif di flat Avenfield, di mana pendukung kedua pemimpin bentrok satu sama lain.
Baik Khan maupun pendukungnya menuduh Amerika Serikat yang terlibat dalam penggulingannya sesaat sebelum pemungutan suara. “Tidak untuk pemerintah impor” kata salah satu plakat di Kota Karachi ketika pengunjuk rasa meneriakkan “Setiap teman Amerika adalah pengkhianat.”
Akibat dari situasi politik yang memanas, pemungutan suara diadakan di bawah pengamanan ketat, dengan hampir semua jalan menuju Majelis Nasional disegel. Akhirnya 174 anggota parlemen dari 342 kursi Parlemen memilih untuk menggulingkannya, dua lebih banyak dari mayoritas sederhana yang disyaratkan.
Shehbaz Sharif, seorang pria berusia 70 tahun itu diketahui berasal dari keluarga industrialis yang telah menjadi dinasti politik. Sebelum menjadi perdana Menteri, ia pernah menjadi anggota Majelis Nasional pada 2018 dan memimpin partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N). Namun, jabatan baru yang dimiliki Sharif ini banyak ditentang masyarakat akibat ulah dari kasus korupsi kakak laki-lakinya, Nawaz Sharif. Hasil dari tindakannya, Nawaz kini dilarang memegang jabatan publik seumur hidup setelah dinyatakan bersalah melakukan korupsi.