Indonesia Hibahkan Senjata Untuk Pasukan Khusus Kamboja
Pada 29 Agustus 2024, Indonesia menghibahkan senjata untuk pasukan khusus dari Kerajaan Kamboja. Persenjataan yang dihibahkan cukup beragam dari pistol, senapan serbu, dan amunisi untuk kedua tipe senjata tersebut. Serah terima hibah ini dilaksanakan di Bandara Udara Internasional Phnom Penh yang dihadiri oleh Duta Besar Indonesia Kamboja Santo Darmosumarto dan Deputi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja Jendral Mao Sophan. Menanggapi serah terima ini, Duta Besar Indonesia menyampaikan senang dengan peningkatan kerja sama yang ada antara kedua negara dan berharap bahwa kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Kamboja dapat terus meningkat untuk keamanan dan stabilitas kawasan. Selain itu, Dirjen Kuathan Kementerian Pertahanan, Marsekal Muda Hendrikus Haris Haryanto menyatakan bahwa hibah ini merupakan sebuah tanda bahwa Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk menjaga stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan sekaligus meningkatkan kerja sama militer dengan Kerajaan Kamboja.
Indonesia dan Kamboja sendiri sudah melakukan kerja sama militer sejak tahun 1970an. Akan tetapi, kerja sama ini mengalami peningkatan tahun 1990an pada saat Indonesia mengirimkan 3,900 peacekeepers ke negara tersebut untuk mengikuti misi dari United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) pada tahun 1992-1993. Selain itu, Indonesia juga berkontribusi dengan memberikan pelatihan bagi pasukan khusus Kamboja seperti Brigade 911 dan Bodyguard Headquarters (BHQ). Hibah persenjataan ini sendiri sudah direncanakan sejak Juni 2024 dan hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) M. Herindra pada saat melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 6 Juni 2024. Selain itu, Wamenhan juga menyatakan bahwa hibah tersebut dapat dijadikan ajang untuk mempromosikan produk-produk buatan PT. Pindad.
Kamboja sendiri menyambut baik hibah tersebut karena secara material, persenjataan yang diberikan untuk pasukan khusus cukup banyak dengan nilai sekitar USD 500.000 yaitu 150 senapan serbu SS2-V5A1, 20 pistol G2 Elite, 500.000 peluru kaliber 5,56 NATO, dan 500.000 peluru kaliber 9×19 parabellum. Selain itu, Jendral Mao Sophan juga menyampaikan terima kasih dan harapan bahwa kerja sama militer ini dapat terus dikembangkan.