Uganda Mengumumkan Lockdown Saat Kasus Ebola Meningkat
Presiden Uganda, Yoweri Museveni telah mengumumkan lockdown selama tiga minggu segera di dua distrik Mubende dan Kassanda berisiko tinggi saat negara itu memerangi peningkatan infeksi Ebola.
Semua pergerakan masuk dan keluar dari distrik Mubende dan Kassanda akan dihentikan sementara kecuali truk kargo, kata Museveni dalam pidato yang disiarkan televisi. Jam malam juga akan diberlakukan. Tempat ibadah, bar, pusat kebugaran, sauna, dan tempat hiburan lainnya akan ditutup tetapi sekolah akan tetap buka, tambahnya.
“Mengingat beratnya masalah dan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan melindungi kehidupan dan mata pencaharian, pemerintah mengambil tindakan ekstra yang memerlukan tindakan dari kita semua,” kata Museveni dilansir dari CNN. Kementerian kesehatan Uganda juga akan meningkatkan pelacakan kontak dan bantuan ke fasilitas kesehatan setempat.
Ebola adalah penyakit langka tapi mematikan, karena penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dan tidak ditularkan melalui partikel virus di udara seperti COVID-19, menurut informasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Namun, virus Ebola merupakan penyakit yang kerap memakan korban, karena sampai saat ini tidak ada obatnya dan tidak ada vaksin yang disetujui, meskipun ada upaya bersama untuk membuatnya.
Berbicara pada konferensi pers awal bulan ini, Direktur Jenderal World Health Organization, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksin yang berhasil digunakan untuk mengekang wabah Ebola baru-baru ini di Republik Demokratik Kongo tidak efektif terhadap jenis virus Ebola yang sekarang beredar di Uganda.
“Namun, beberapa vaksin sedang dalam berbagai tahap pengembangan untuk melawan virus ini, dua di antaranya dapat memulai uji klinis di Uganda dalam beberapa minggu mendatang, sambil menunggu persetujuan peraturan dan etika dari pemerintah Uganda,” kata Tedros.
Uganda telah mengalami empat kali wabah Ebola. Yang paling mematikan menyebabkan lebih dari 200 orang tewas pada tahun 2000. Museveni mengumumkan wabah Ebola pada bulan September setelah kasus ebola muncul di Sudan yang relatif jarang dikonfirmasi dan mulai meningkat di seluruh distrik Uganda. Wabah terbaru sejauh ini telah menewaskan 29 di antara 63 kasus yang tercatat.
Menurut CDC, seseorang yang terinfeksi Ebola “tidak menular sampai gejala muncul (termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, kelelahan, kehilangan nafsu makan, gejala gastrointestinal, dan pendarahan yang tidak dapat dijelaskan)” menurut pernyataan dari CDC.