Gelombang Protes Akibat Larangan Hijab di India Meluas
India sedang mengalami peningkatan konflik sosial budaya terkait kebebasan penggunaan atribut keagamaan. Siswi di India yang menggunakan hijab dilarang memasuki kelas, sehingga mereka membangun tenda di depan sekolah.
Dikarenakan hal tersebut, sekitar 28 siswi berhijab melakukan protes selama empat hari di depan perguruan tinggi di negara bagian Karnataka tersebut.
Video mengenai diskriminasi atas perempuan berhijab ini langsung menyebar di sosial media, dan mengundang gelombang protes di India. Bahkan, pejabat berwenang India harus memerintahkan untuk menutup sekolah dan perguruan tinggi selama tiga hari dikarenakan luasnya gelombang protes di India, terutama di negara bagian Karnataka.
Para siswa setelahnya diizinkan masuk ke area perguruan tinggi, namun mereka tidak diperbolehkan duduk bersama dengan murid lainnya, namun dipisahkan dari yang lainnya.
Pihak perguruan tinggi secara resmi menyatakan bahwa pelarangan hijab merupakan bagian dari aturan berpakaian kampus.
Aturan pemerintah membuat larangan berhijab terus meluas
Dilansir dari Aljazeera, seorang pejabat dari kementerian pendidikan mengunjungi perempuan berhijab di ruangan kelas. Farheen, seorang siswa, yang dikunjungi pejabat menyatakan kembali perkataan pejabat tersebut. “Lepas saja hijabmu. Jika kamu terus mempertahankannya, kamu akan kehilangan pendidikanmu,” tiru Farheen.
Farheen mengatakan bahwa selama ini para siswi bebas menggunakan hijab. Namun secara tiba-tiba, Farheen dan teman-temannya merasa diperlakukan seperti seorang kriminal dan terus dipisahkan dari rekan sekelasnya yang lain.
Wilayah Karnataka dipimpin oleh partai sayap kanan bernama Bharatiya Janata Party (BJP) yang merupakan partai terbesar dan paling berpengaruh di India. Partai BJP juga merupakan partai Narendra Modi, yakni Perdana Menteri yang sedang memimpin India.
Namun, pihak BJP juga sudah meminta para mahasiswa/i, guru, dan staf perguruan tinggi untuk tetap menjaga kedamaian.
Protes atas larangan hijab meluas
Front Kampus India (CFI), sebuah organisasi mahasiswa Muslim yang aktif di negara bagian India selatan mengatakan bahwa larangan jilbab adalah “konspirasi nasional terorganisir yang secara sistematis dieksekusi oleh Hindutva [Hindu] sayap kanan. kelompok-kelompok yang tidak memanusiakan wanita Muslim.”
Pelarangan penggunaan hijab memicu protes mahasiswa dan aktivis yang menilai adanya diskriminasi terhadap akses kebebasan beragama dan berpendidikan.
Kondisi ketidakharmonisan antara masyarakat mayoritas dan minoritas di India bukan pertama kali terjadi. Tidak hanya dikarenakan sosial masyarakat terpecah, namun juga kebijakan pemerintah dinilai tidak mendukung pemenuhan hak warga minoritas.
Perlindungan hak dalam melakukan kegiatan beragama menjadi hal penting untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan di India.