Count Camillo di Cavour Sang Tokoh Gerakan Nasionalis Italia

Pasca keruntuhan Kekaisaran Napoleon Prancis, yang ditandai dengan Treaty of Vienna yang kemudian membagi-bagi daerah Italia yang dulu merupakan jajahan Prancis ke dalam 7 bagian secara sepihak memunculkan banyaknya suara guna membentuk unifikasi Italia. Hal ini ditandai dengan adanya pembentukan kelompok-kelomppok pro unifikasi guna menyatukan kembali Italia seperti Carbonari.

Banyak tokoh yang berperan dalam kelompok-kelompok Unifikasi ini, salah satunya yaitu Count Camilli di Cavour seorang Perdana Menteri Sardinia (juga dikenal sebagai Piedmont) yang diangkat oleh raja baru, Victor Emanuel II. Sosok Cavour meski tidak revolusioner dan karismatik seperti Garibaldi atau Mazzini yang melakukan gerakan unifikasi melalui penjaringan kelompok-kelompok “young italy” , Cavour yang mengemban posisi sebagai seorang perdana menteri dari kerajaan Sardinia memiliki kemampuan dalam bidang pemerintahan yakni melalui jalur diplomasi dengan kerajaan-kerajaan lain untuk mengajak penyatuan Italia.

Namun sebelum mencapai ide unifikasi tersebut, Cavour terlebih dahulu melakukan reformasi dan perbaikan sistem ekonomi, pajak, dan industri di Sardinia. Cavaour meyakini bahwa pentingnya perubahan terhadap lapangan perdagangan, pertanian industri dan politik bagi Sardinia berguna sebagai pemimpin gerakan kemerdekaan Italia. Dimana ide Cavour yang melakukan reformasi dan perbaikan sistem dalam kehidupan bermasyarakat pada kerajaan Sardinia menjadikannya salah satu wilayah yang paling maju dan sejahtera di Italia dapat menjadi percontohan yang memberikan daya tarik bagi kerajaan lain guna melakukan unifikasi Italia.

Setelah reformasi berjalan, Cavour melakukan serangakaian proses diplomasi yang menunjukkan keahliannya sebagai seorang organisator yang handal dan memiliki kecakapan guna mengakomodasi ide akan unifikasi melalui diplomasi. Yakni ketika terjadi konflik kepentingan antara Prancis-Inggris melawan Rusia di Semenanjung Krimea, Cavour berhasil meyakinkan Prancis dan Inggris sehingga mengamankan posisi Italia dan juga pecahnya perang antar Sardinia dan Austria menjadikan beberapa daerah disekitar Sardinia melakukan referendum guna masuk ke dalam Sardinia, yang merupakan Italia bagian Utara sekarang.

Dari peranan Cavour tersebut kita bisa melihat bahwa ada dua gagasan utama yang dilakukan oleh Cavour yaitu proses reformasi dalam negeri dan diplomasi, dimana kedua hal ini menunjukkan bahwa Cavour melakukan Unifikasi dengan membentuk Regional Security Complex berdasarkan tujuan kepentingan nasional yaitu Unifikasi itu sendiri.

Regional security complex/kompleksitas keamanan regional merupakan hasil interkasi unsur-unsur geografis, entitas dan budaya dalam satu wiayah, dimana keadaan ini akan mengakibatkan ke saling tergantungan antar aktor negara yang akhirnya memicu terbentuknya kekompleksitas keamanan regional.[1] Dari hal-hal yang telah dilakukan Cavour, maka memang benar menunjukkan kapasitas dirinya sebagai seorang perdana menteri dimana ia secara tidak langsung membentuk suatu komplesitas keamanan regional yang kemudian berujung pada penyatuan Italia Utara melalui rangkaian diplomasi yang dilakukan.

Pencapaian kepentingan nasional yakni Unifikasi wilayah Italia pasca Treaty of Vienna mendorong Cavour untuk melakukan kebijakan-kebijakan baik dalam negeri dan luar negeri kerajaan Sardinia. Kepentingan nasional bisa diartikan melalui dua cara yaitu, normatif dan deskriptif. Secara normatif kepentingan nasional adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cita – cita, gagasan, impian, dan harapan sebuah bangsa yang ingin dicapai dengan cara berhubungan dengan negara lainnya. Dan kepentingan nasional secara deskriptif berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan cita – cita, gagasan, impian, dan harapan sebuah bangsa yang harus dicapai secara tetap oleh suatu bangsa melalui kepemimpinan pemerintah.[2]

Cavour merupakan sosok yang mengimplementasiksan unifikasi sebagai bentuk kepentingan nasional  secara normatif, yang mendorong kegiatan interaksi antar kerajaan-kerajaan guna mencapai harapan bangsa Italia untuk bersatu kembali sebagai satu Italia.

[1] B.Buzan and O.Waefer,Regions and Power : The Structure of International Security, Cambridge University Press, Oxford,2003,pp.45-50.

[2] M.Nicnic, “The National Interest and Its Interpretation” The Review of Politics,       Vol. 61, No. 1, 1999 pp. 29-55.