Yoshihide Suga Mengumumkan Mundur Pasca Gagal Tangani Pandemi di Jepang

Kurang dari setahun menjabat, Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, berencana mundur pada 30 September 2021 mendatang.

“Dibutuhkan energi yang besar dalam kampanye politik dan penanganan Covid-19. Saya tidak bisa melakukan keduanya bersamaan, sehingga saya memilih fokus pada Covid-19.” kata Suga.

Yoshihide Suga mengatakan tidak akan mencalonkan diri lagi di pemilihan ketua partai yang akan mendatang, dimana Partai Demokratik Liberal berencana melakukan kampanye mulai 17 September dan melakukan pemilihan tanggal 29 September.

Pengunduran diri Suga berkaitan dengan kepemimpinan dan kebijakannya mengatasi pandemi Covid-19 di Jepang dan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.

Keadaan pandemi Covid-19 di Jepang hingga saat ini masih mengkhawatirkan, sehingga kebijakan lockdown ditetapkan pemerintah setempat. Varian baru Delta juga dikhawatirkan ahli kesehatan Jepang akan meningkatkan pasien Covid-19.

Kebijakan lockdown pun diperpanjang dan terbaru akan ditetapkan lockdown sampai 30 September 2021. Dengan kondisi ini, Suga bersikeras tetap menyelenggarakan Olimpiade Tokyo 2020. Keputusan ini banyak ditentang masyarakat.

Suga memimpin di balik layar Partai Demokratik Liberal atau Liberal Democratic Party (LDP) yang sudah memiliki dominasi politik Jepang selama beberapa dekade. Namun, Suga dinilai sebagai pemimpin yang sangat tidak karismatik, ditambah Ia terlihat tidak nyaman sebagai pemimpin yang menghadap publik.

Dukungan pada Suga menurun menjadi sekitar 34%, sehingga Partai khawatir kredibilitas partai akan terus menurun jika tidak melakukan pergantian Perdana Menteri.

 

 

Kepemimpinan Selanjutnya?

Pengunduran diri Suga berisiko mendorong kondisi ketidakstabilan kepemimpinan Jepang, sehingga calon penggantinya perlu dipersiapkan segera.

Kepemimpinan selanjutnya memiliki beberapa calon kandidat. Salah satu pesaingnya adalah Fumio Kishida, mantan kepala kebijakan LDP yang telah mengumumkan bahwa dia akan mencalonkan diri. Mantan Menteri Dalam Negeri Sanae Takaichi juga dikabarkan ingin ikut mencalonkan.

Dilansir Nikkei Asia, Menteri Reformasi Regulasi Taro Kono dari Faksi LDP juga telah memutuskan untuk mencalonkan diri, dan berupaya mengamankan dukungan dari 20 anggota parlemen LDP. Kono bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Taro Aso untuk memberitahukan rencananya.

Kono cukup populer dalam jajak pendapat tentang pemilihan presiden partai berikutnya, begitu juga dengan mantan Sekretaris Jenderal LDP, Shigeru Ishiba. Kono dinilai sebagai pemimpin reformis, sehingga bisa memberikan dampak positif pada berbagai kebijakan, terutama ekonomi.

Pergantian kepemimpinan bisa diadakan dengan dua skenario, pertama yakni pemilihan sebelum 21 Oktober, ketika masa jabatan anggota parlemen majelis rendah saat ini berakhir. Kedua yakni meminta pengganti Suga mengadakan sesi Debat Luar Biasa pada bulan Oktober dan membubarkan parlemen.