24 Januari – Bandara Internasional Domodedovo Moskow Dibom Oleh Teroris

Pada 24 Januari 2011, sebuah bom meledak di aula kedatangan internasional Bandara Internasional Domodedovo, Moskow, Rusia. Bom itu menewaskan 35 orang dan melukai 173 orang lainnya. Emirat Kaukasus, sebuah kelompok jihadis militan yang berbasis di Chechnya mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Serangan tahun 2011 terjadi sekitar pukul 16.30. Alat peledak rakitan yang diisi dengan kawat dan pecahan peluru meledak di bagian kedatangan internasional bandara. Otoritas Rusia percaya bahwa warga negara asing adalah target utama dan mengidentifikasi bahwa serangan itu adalah bom bunuh diri. Pembom itu sebagai seorang warga Chechnya berusia 20 tahun bernama Magomed Yevloyev.

Akibat ledakan tersebut, empat pria, termasuk saudara laki-laki berusia 15 tahun, akhirnya ditangkap sehubungan dengan pengeboman tersebut. Tiga di antaranya menerima hukuman penjara seumur hidup, sementara satu lagi menerima hukuman 10 tahun. Meskipun pemberontakan di Kaukasus berlanjut, serangan Domodedovo sendiri dikabarkan menjadi serangan besar terakhir di Rusia yang diklaim bertanggung jawab oleh Emirat.

Pemberontakan oleh kelompok teroris ini terjadi sejak pembubaran Uni Soviet, dimana wilayah Kaukasia Utara di Chechnya mengalami kerusuhan selama puluhan tahun. Sementara Rusia secara resmi membangun kembali kendali atas wilayah tersebut pada tahun 2009, pemberontakan jihadis seperti Emirat Kaukasia terus memerangi pasukan pemerintah dengan cara pengeboman.

Emirat Kaukasus didirikan oleh Duka Umarov, mantan presiden Republik Chechnya Ichkeria yang memisahkan diri yang menyatakan negaranya sebagai emirat Salafi pada tahun 2007. Emirat juga mengaku bertanggung jawab atas pengeboman kereta Rusia pada tahun 2009 dan pemboman yang menewaskan 40 orang di metro Moskow pada tahun 2010.

Presiden Dmitry Medvedev bersumpah bahwa mereka yang berada di balik serangan itu akan dilacak dan dihukum. Untuk itu, Medvedev memerintahkan peningkatan keamanan di ibu kota Rusia, bandaranya, dan pusat transportasi lainnya. Ia juga mengadakan pertemuan darurat dengan para pejabat dan juga menunda keberangkatannya yang direncanakan untuk World Economic Forum minggu itu.

Kelompok-kelompok militan yang berperang di Kaukasus tahu betapa pentingnya persepsi bahwa presiden dan perdana menteri menyediakan masyarakat yang aman, dan merusak itu adalah aspek kunci dari tujuan mereka. Menurut saksi mata yang dikutip oleh program berita TV Rusia Vesti, sebelum meledakkan bahan peledak, pembom itu berteriak “Saya akan membunuh kalian semua!” menurut seorang saksi mata dilansir dari BBC.