Rusia Diyakini Menggiring Teroris untuk Melakukan Kampanye Pengeboman di Spanyol

Pejabat AS percaya bahwa perwira intelijen Rusia mengarahkan kelompok supremasi kulit putih Rusia untuk melakukan pengiriman surat ancaman bom baru-baru ini yang mengguncang Madrid akhir 2022, menargetkan perdana menteri, Kedutaan Besar Amerika dan Ukraina, serta kementerian pertahanan Spanyol menurut mantan pejabat AS. Pihak berwenang Spanyol belum melakukan penangkapan sehubungan dengan serangan tersebut yang melukai seorang pegawai Kedutaan Besar Ukraina, tetapi mereka dicurigai secara luas terkait dengan dukungan Spanyol untuk Kyiv.

Beberapa detail tentang bagaimana tepatnya, kampanye itu dilakukan tetap tidak jelas, kata dua pejabat AS, dilansir dari CNN. Namun, para pejabat AS sekarang percaya bahwa serangan itu kemungkinan merupakan peringatan kepada pemerintah Eropa yang telah mendukung Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari tahun lalu. The New York Times pertama kali melaporkan dugaan keterlibatan intelijen Rusia dalam serangan itu tetapi seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Spanyol sendiri menolak memberikan pernyataan lebih lanjut.

Ketika Rusia kini ditekan oleh banyak aktor internasional, pejabat AS mengatakan bahwa Rusia kini mencoba mencari kelompok proksi yang dapat bekerja sama untuk meningkatkan ketakutan bahkan serangan teroris. Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2020 menambahkan kelompok supremasi kulit putih dan Gerakan Kekaisaran Rusia, sebagai organisasi teror global. Kelompok ini diyakini memiliki hubungan dengan badan intelijen Rusia dan telah digunakan sebagai kekuatan proksi sebelumnya.

Kelompok supremasi kulit putih yang dikenal sebagai The Russian Imperial Movement (RIM) memiliki “cabang” di seluruh Eropa dan mengoperasikan pusat pelatihan bergaya militer di Rusia tetapi dikatakan tidak secara resmi berafiliasi dengan pemerintah Rusia. Namun, seorang mantan pejabat AS mengatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa kelompok tersebut beroperasi di Rusia karena diizinkan beroperasi di Rusia.”

Main Intelligence Directorate atau dalam bahasa Rusia dikenal sebagai Glavnoye Razvedyvatelnoye Upravlenie (GRU), sementara itu telah melakukan operasi yang semakin berani di seluruh Eropa dan sekitarnya, termasuk upaya pembunuhan. GRU bahkan diyakini telah menawarkan hadiah kepada militan yang berhubungan dengan Taliban untuk upaya pembunuhan pasukan AS di Afghanistan.