Empat Orang Ditangkap Atas Dugaan Berperan Dalam Pembunuhan Presiden Haiti
Empat pria telah ditangkap dan didakwa di Florida atas dugaan terkait dengan pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moïse tahun 2021, pejabat federal di Miami-Dade mengumumkan Selasa. Keempat pria yang adalah Pretel Ortiz, seorang warga negara Kolombia yang tinggal di Miami serta tiga warga AS: Antonio Intriago, Walter Veintemilla, dan Frederick Bergmann, menurut siaran pers pada 14 Februari lalu.
Intriago, Ortiz, dan Veintemilla didakwa mendukung konspirasi untuk menculik atau membunuh presiden Haiti, menurut pejabat federal. Sedangkan Bergmann telah didakwa dengan konspirasi untuk melakukan pelanggaran ekspor karena bersekongkol untuk menyelundupkan 20 rompi balistik dari Florida Selatan ke Haiti untuk mantan tentara yang diduga bertugas membunuh Moise, kata Markenzy Lapointe, Pengacara AS untuk Distrik Selatan Florida.
Keempatnya berharap untuk mendapatkan kontrak konstruksi sebagai imbalan atas pembunuhan tersebut menurut dugaan pihak berwenang. Lusinan orang diyakini terlibat dalam kematian Moïse, yang ditembak belasan kali dan dibunuh di rumahnya di ibu kota Haiti, Port-au-Prince. Istrinya, Martine Moïse, juga ditembak tetapi selamat.
Kematian Moïse diikuti oleh meningkatnya kekerasan ekstrem di Haiti oleh geng-geng yang berusaha mengisi kekosongan kekuasaan. “Dokumen dakwaan juga menyatakan bahwa pada Juni 2021, plot berkembang dari secara paksa menggulingkan Moïse dari kekuasaan…. menjadi membunuhnya”, kata Lapointe.
Hingga pertengahan Februari, sebanyak 11 terdakwa sejauh ini “didakwa dan berada dalam tahanan AS,” kata Matthew Olsen, Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional. Ortiz dan Intriago diduga mempekerjakan lebih dari 20 mantan tentara dari Kolombia untuk plot tersebut, menurut Lapointe. Dia juga mengatakan bahwa perusahaan Intriago, Counter Terrorist Unit Security (CTU) yang berbasis di Miami, mempertahankan sekelompok sekitar 20 warga negara Kolombia dengan pelatihan militer.
Beberapa mantan tentara Kolombia yang terkait dengan CTU dipenjarakan di Haiti segera setelah pembunuhan itu. Dalam sebuah wawancara pada tahun 2021, lima dari mereka mengatakan kepada CNN bahwa mereka pernah tinggal dan bekerja bersama di sebuah kompleks di ibu kota Port-au-Prince, tidak jauh dari tempat tinggal Presiden Moise saat itu.
Mereka bersikeras bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kematian presiden tetapi menolak untuk menjawab pertanyaan lebih lanjut atau merinci tentang pagi yang fatal itu karena dua alasan umum, dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki perwakilan hukum dan mengkhawatirkan nyawa mereka.