Junta Militer Myanmar Memperingati 75 Tahun Kemerdekaan Dari Inggris

Pasukan dan persenjataan Myanmar berparade melalui ibu kota Naypyidaw untuk memperingati 75 tahun kemerdekaan dari Inggris, hanya beberapa hari setelah penguasa militer negara itu mengirim pemimpin yang terpilih secara demokratis dan peraih Nobel, Aung San Suu Kyi ke penjara selama 33 tahun.

Parade tank, peluncur rudal, dan mobil lapis baja meluncur menuju lapangan parade di ibu kota pada Rabu untuk memulai prosesi militer yang menandai peringatan 75 tahun kemerdekaan mereka, dilansir dari kantor berita Agence France-Presse.

PNS dan siswa sekolah menengah berjalan mengikuti pasukan, diiringi oleh band militer. Salut 21 senjata menyambut penguasa militer negara itu, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, saat dia tiba di lapangan pawai.

Peringatan itu mendapatkan “salam tulus” dari Presiden Rusia, Vladimir Putin seraya mengantisipasi “perkembangan lebih lanjut” hubungan, menurut surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah. Rusia adalah sekutu penting dan pemasok senjata rezim militer Myanmar yang terisolasi yang mengatakan bahwa invasi Moskow ke Ukraina adalah tindakan benar

Myanmar mendeklarasikan kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada 4 Januari 1948, setelah perjuangan panjang yang diperjuangkan oleh Jenderal Aung San, mendiang ayah Aung San Suu Kyi. Hari Kemerdekaan biasanya ditandai dengan permainan jalanan yang meriah, pawai, dan pertemuan di taman dan ruang umum. Namun sejak kudeta militer, perayaan hari libur sebagian besar diredam karena orang-orang tinggal di rumah sebagai protes terhadap militer.

Koresponden media AFP mengatakan ada peningkatan keamanan pada hari Rabu, 4 Januari 2023 di pusat komersial Yangon, yang dilanda serangkaian serangan bom dalam beberapa bulan terakhir. Kedutaan Besar Amerika Serikat juga memperingatkan tentang “potensi peningkatan serangan, penembakan yang ditargetkan, atau ledakan“.