Slogan Propaganda China Mengubah Dinding Jalanan London Menjadi “Wadah Protes”

Sebuah dinding grafiti di pusat seni jalanan Brick Lane, London telah menjadi “kanvas” yang tidak biasa untuk pesan-pesan protes terhadap pemerintahan otoriter China. Pada awal Agustus lalu, slogan-slogan berwarna merah cerah, yang dilukis dengan cat semprot oleh yang terdiri dari 24 huruf besar Tiongkok yang menguraikan “nilai-nilai inti sosialis” negara tersebut.

12 nilai termasuk itu kemakmuran, harmoni, dan patriotisme, serta konsep seperti demokrasi, kebebasan, kesetaraan, keadilan, dan penegakan hukum, konsep-konsep liberal yang digunakan negara-ngeara Barat tetapi makna dan penerapannya sangat berbeda seperti yang didefinisikan oleh Partai Komunis China. Slogan-slogan tersebut di China kerap menjadi pemandangan yang kerap ditemukan di poster dan papan reklame di seluruh negeri dan sering ditampilkan di televisi pemerintah.

Terlepas dari kontroversi dan reaksi yang ditimbulkan oleh slogan propaganda Tiongkok, niat awal dari orang-orang yang menuliskan slogan tersebut kurang jelas. Di media sosial, pengguna memperdebatkan apakah slogan-slogan itu merupakan ekspresi dukungan terhadap rezim atau tindakan sindiran politik subversif yang cerdik. Dalam pernyataan tercetak yang ditempelkan di sebelah slogan di dinding, para pencipta menggambarkan diri mereka sebagai “sekelompok seniman Tiongkok yang berjiwa bebas“.

Tapi kemunculan grafiti itu di London timur itu dirasa mengejutkan dan membuat marah para seniman lokal serta bagian dari komunitas ekspatriat China yang tinggal di Inggris yang kritis. Pada Minggu (5/8), slogan-slogan tersebut telah dimodifikasi dengan grafiti baru yang terlihat “menyerang” pemerintahan Xi dan Partai Komunis China. Di atas kata “kesetaraan”, seseorang telah menulis “Tetapi beberapa lebih setara dari yang lain“, Pihak lainnya menambahkan “tidak” di depan karakter untuk “demokrasi” dan “kebebasan”.

Satu hari kemudian, otoritas setempat kemudian melenyapkan tulisan-tulisan itu, namun, keheningan tembok itu tidak berlangsung lama. Pada tengah hari, seorang pemuda dari Hong Kong tiba dengan sekantong cat semprot dan mengolesi grafiti baru pertama di dinding putih itu. Dia memilih kutipan dari Milan Kundera dalam bahasa Mandarin: “Perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa.

Pria berusia 24 tahun, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan dia tiba di Inggris untuk mencari suaka setelah berpartisipasi dalam protes pro-demokrasi Hong Kong pada 2019, dilansir dari CNN. Menjelang Senin sore, tembok itu sudah kembali penuh dengan tanda, slogan, dan poster baru tentang China, dengan puluhan turis dan penduduk lokal berdatangan untuk mengambil foto.