China Mengalahkan Rekornya Hari Terpanasnya Selama Enam Bulan

China telah mencatat jumlah hari panas tertinggi selama enam bulan sejak pencatatan dimulai, menurut pihak berwenang, saat negara itu menghadapi musim panas yang memecahkan rekor panas terik. Pada paruh pertama tahun ini, China mengalami rata-rata kenaikan suhu tinggi yang melebihi 35 derajat Celcius, tertinggi sejak 1961 menurut Pusat Iklim Nasional China mengatakan dalam sebuah pernyataan 2 Juli 2023.

Rata-rata nasional dihitung dari jumlah hari suhu tinggi yang dicatat oleh stasiun cuaca di seluruh negeri. China telah mengalami empat gelombang panas regional sejauh musim panas ini, yang datang lebih awal dan lebih meluas dan ekstrem dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menurut pusat tersebut.

China Utara, wilayah berpenduduk padat dengan ratusan juta penduduk, sangat terpukul, dengan lebih banyak gelombang panas diperkirakan terjadi dalam beberapa minggu mendatang. Sepanjang tahun ini, Shijiazhuang, ibu kota provinsi Hebei, telah mengalami 17 hari suhu tinggi, diikuti 14 hari di Beijing. Di seluruh negeri, 110 stasiun cuaca telah mencatat rekor suhu, kata Pusat Iklim Nasional itu.

Gelombang panas pertama China tahun ini tiba pada 28 Mei lalu, terjadi dua minggu lebih awal dari biasanya dan memengaruhi 15 provinsi di China. Pada pertengahan Juni, lebih dari 200 juta orang di China utara menderita suhu harian maksimum di atas 40 derajat Celcius. Dan selama gelombang panas keempat – dan terkuat – yang berlangsung dari 21 hingga 30 Juni, suhu Beijing melonjak di atas 41 derajat Celcius, menetapkan rekor baru untuk hari terpanas di ibu kota China tersebut pada bulan Juni.

Pusat Iklim Nasional mengatakan bahwa gelombang panas adalah yang paling ekstrem yang pernah dialami China selama dekade terakhir pada bulan Juni, bulan ketika gelombang panas yang berulang sangat jarang terjadi, menurut pusat tersebut. Zhou Bing, kepala layanan iklim Administrasi Meteorologi China, mengatakan kepada Global Times yang dikelola pemerintah bahwa China baru-baru ini mengalami frekuensi tinggi peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan El Nino – sistem iklim alami yang ditandai dengan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik dekat khatulistiwa lebih hangat dari rata-rata.

“Perkembangan El Nino akan menyebabkan peningkatan curah hujan di China selatan pada musim panas dan penurunan curah hujan di China utara, dengan banjir di selatan dan kekeringan di utara,” kata Zhou. Saat China utara menderita panas terik, sedangkan wilayah barat daya negara itu dilanda hujan dalam seminggu terakhir. Empat orang tewas dan tiga lainnya hilang setelah tanah longsor yang dipicu oleh hujan badai dan banjir bandang melanda Kabupaten Wenchuan akibat suhu ekstrem itu di Provinsi Sichuan Selasa lalu menurut kantor berita Xinhua.