Topan Gaemi Menghantam Filipina, Taiwan dan China Ikut Terdampak
Kamis (25/7) Topan Gaemi, salah satu badai tropis paling dahsyat tahun ini, telah menghantam Filipina dan menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah.
Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Filipina mengungkapkan bahwa lebih dari satu juta orang terdampak dan kerusakan signifikan pada pertanian, termasuk 1,3 juta hektar tanaman. Topan ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur dan gangguan pasokan listrik bagi ratusan ribu pelanggan. Kerugian diperkirakan mencapai 165,419 dolar AS (sekitar Rp2,6 miliar), menurut laporan Phil Star yang berbasis di Manila.
Kehadiran Topan Gaemi telah meningkatkan curah hujan dan menimbulkan tingginya angka kejadian banjir dan tanah longsor. Berdasarkan keterangan pemerintah setempat, setidaknya tanah longsor dan banjir yang terjadi telah mempengaruhi kehidupan sebanyak 600.000 jiwa di Filipina.
Disisi lain, Pihak berwenang Taiwan melaporkan bencana Topan Gaemi telah menyebabkan hujan lebat dan hembusan angin kencang di seluruh Taiwan, dan menyebabkan kerusakan di berbagai daerah
Taiwan diketahui sering dilanda topan dan memiliki rekam jejak yang baik dalam menghadapi angin kencang dan hujan lebat yang dapat ditimbulkannya, terutama di kota-kotanya. Namun, Gaemi, topan pertama musim ini yang mempengaruhi Taiwan, telah menguat hingga 96 km/jam (60 mph), jauh melampaui definisi intensifikasi cepat sebesar 56 km/jam (35 mph) dalam 24 jam. Beberapa sekolah dan kantor pun ditutup, menghentikan layanan kereta cepat, serta pembatalan puluhan penerbangan, akibat gangguan topan tersebut.
Topan Gaemi juga diprediksi menuju China dan akan menyebabkan hujan lebat. Pejabat pemerintah setempat telah bersiap menghadapi hujan lebat dan banjir, dengan memberikan peringatan, terutama di provinsi pesisir Fujian dan Zhejiang.
Menurut laporan media pemerintah setempat, Di Fujian, pejabat pemerintah telah merelokasi sekitar 150.000 orang, dimana sebagian besar dari mereka yaitu komunitas nelayan pesisir.
Sementara itu, ketika angin kencang meningkat, para pejabat di Zhoushan, di provinsi Zhejiang menangguhkan rute kapal laut penumpang, membatalkan sebagian rute penerbangan, serta menghentikan sementara beberapa kereta yang melewati daerah yang terkena dampak topan.