Jenderal Angkatan Darat AS di tunjuk Memimpin Komando Eropa & Komando Operasi Khusus

Sejak dimulainya konflik Ukraina pada 24 Februari, Biden telah mengirim 20.000 tentara ke Eropa dimana AS telah memobilisasi lebih dari 12.000 tentara ke Jerman dan Eropa timur, di samping 80.000 yang sebelumnya ada di sana. Pada saat yang sama,  sedang berlangsung diskusi di Pentagon dan di dalam NATO tentang seperti apa postur pasukan AS di benua biru kedepannya.

Perkembangan informasi terbaru, Presiden AS Joe Bidan dilaporkan akan memilih Komandan baru untuk Komando Eropa AS baru (United States European Command/EUCOM)  dan Komando Operasi Khusus AS (United States Special Operations Command/SOCOM) sebagaimana dilaporkan oleh The Wall Street Journal pada Senin (11/4) waktu setempat. Jenderal Christopher Cavoli akan dinominasikan untuk memimpin Komando Eropa AS dan Letnan Jenderal Bryan Fenton akan ditunjuk untuk Komando Operasi Khusus AS kata pejabat AS kepada WSJ.

Jenderal Angkatan Christopher Cavoli merupakan seorang infanteri yang berubah menjadi perwira luar negeri dengan konsentrasi pada wilayah Eurasia dan Perang Afghanistan. Cavoli telah memimpin Angkatan Darat AS Eropa sejak 2018, Cavioli kemudian diitunjuk menjadi kepala komando gabungan Angkatan Darat Eropa dan Afrika ketika mereka dikonsolidasikan pada Oktober 2020. Cavoli sebelumnya memimpin Divisi Infanteri ke-25 yang berbasis di Hawaii dan juga menduduki jabatan direktur untuk Rusia pada jajaran komando Staf Gabungan AS.

Jika dikonfirmasi, dia akan menggantikan Jenderal Angkatan Udara Tod Wolters, untuk mengambil alih Komando Eropa (EUCOM) yang mengarahkan semua operasi militer AS di seluruh benua biru. Hal ini menempatkan Cavoli sebagai penanggung jawab 100.000 tentara AS dan 40.000 dari tentara Sekutu, dan juga menjadikannya secara otomatis mengambil peran kedua sebagai komandan sekutu tertinggi NATO (Supreme Allied Commander Europe/SACEUR).

Sedangkan Letnan Jenderal Bryan Fenton merupakan seorang perwira karir Pasukan Khusus, yang mengambil alih komando (Joint Special Operations Command/JSOC) pada bulan Juli 2021, setelah sebelumnya bertugas di kantor menteri pertahanan sebagai penasihat. Sebelumnya, ia menduduki jabatan  wakil komandan Komando Indo-Pasifik AS. Fenton akan menjadi Baret Hijau pertama dalam hampir 20 tahun untuk memimpin SOCOM.

Ketika dikonfirmasi, Gedung Putih dan Pentagon menolak mengomentari nominasi tersebut pada Senin (11/4). Keduanya belum secara resmi dikirim ke Senat untuk mempersiapkan sidang konfirmasi.