Presiden Turki dan Azerbaijan Bertemu Saat Pengungsi Meninggalkan Nagorno-Karabakh

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev memuji kemenangan militer Baku di Nagorno-Karabakh ketika ribuan masyarakat Armenia melarikan diri dari wilayah yang memisahkan diri ke Armenia.

Kelompok separatis Armenia di Nagorno-Karabakh, wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi mayoritas etnis Armenia, dipaksa melakukan gencatan senjata pekan lalu setelah operasi militer 24 jam oleh militer Azerbaijan yang jauh lebih besar. Beberapa hari setelah pertempuran, pengungsi pertama tiba di Armenia pada 24 September 2023 dan sejauh ini 6.650 orang telah ikut berkumpul disana pada 25 September 2023.

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan memperkirakan sekitar 120.000 warga sipil akan meninggalkan wilayah tersebut menuju Armenia karena “bahaya pembersihan etnis”. Mayoritas warga Armenia di Karabakh tidak menerima janji Azerbaijan untuk menjamin hak-hak mereka. Pemimpin etnis Armenia mengatakan peraturan itu akan tetap berlaku sampai semua orang yang ingin meninggalkan tempat yang mereka sebut Artsakh dapat pergi.

Erdogan sendiri tiba di wilayah Nakhchivan di Azerbaijan pada 25 September 2023 untuk melakukan pembicaraan dengan Aliyev guna membahas hubungan Turki-Azerbaijan serta masalah regional dan global. Pada konferensi pers bersama dengan Aliyev, Erdogan mengatakan kemenangan Azerbaijan di Karabakh menimbulkan kebanggaan. Keduanya menandatangani kesepakatan untuk pembangunan pipa gas dan pemimpin Turki tersebut berkata, “Saya sangat senang bisa bersama Anda semua saat kita menghubungkan Nakhchivan dengan dunia Turki.”

Sementara itu, para pejabat senior AS mengunjungi Armenia ketika pemerintah Armenia berselisih secara terbuka dengan Rusia, menjadi tanda-tanda pergeseran dalam lanskap geopolitik yang lebih luas yang menjadi latar belakang terjadinya krisis ini. Rusia memperingatkan Pashinyan bahwa ialah yang harus disalahkan atas kemenangan Azerbaijan atas Karabakh karena dia bersikeras untuk berusaha bekerja sama dengan Barat daripada bekerja sama dengan Moskow dan Baku untuk perdamaian.

Rusia mengatakan Pashinyan “menghindari kerja sama dengan Rusia dan Azerbaijan dan malah lari ke Barat” untuk menyelesaikan krisis Karabakh. Pashinyan mengatakan pada hari Minggu (24/09) bahwa Rusia tidak membantu Yerevan terkait Karabakh.