Dua Pemboman Somalia Di Mogadishu: Menewaskan 100 Orang Di Ibu Kota
Ledakan bom mobil kembar di dekat persimpangan sibuk di ibu kota Somalia, Mogadishu, menewaskan sedikitnya 100 orang, kata Presiden Hassan Sheikh Mohamud. Di antara para korban “yang dibantai [adalah] ibu-ibu dengan anak-anak mereka di tangan mereka”, kantor berita AFP mengutip pernyataan presiden.
Dia meminta bantuan medis internasional untuk menangani 300 orang yang terluka. Presiden menyalahkan kelompok militan al-Shabab atas serangan pada 30 Oktober 2022 yang menargetkan kementerian pendidikan. Presiden Mohamud, yang berkuasa selama lima bulan berjanji “perang total” melawan gerilyawan Islam setelah mereka menyerang sebuah hotel populer di Mogadishu pada Agustus lalu yang menewaskan sedikitnya 21 orang.
Situs web Memo Somalia yang pro-jihadis telah melaporkan bahwa kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka berada di balik ledakan tersebut. Sebuah afiliasi dari al-Qaeda, al-Shabab telah terlibat dalam konflik jangka panjang dengan pemerintah federal Somalia. Ledakan hari Sabtu terjadi selang beberapa menit antara satu sama lain, menghancurkan bangunan dan kendaraan di sekitarnya.
Ledakan yang pertama menghantam kementerian pendidikan dan kemudian yang kedua meledak ketika tim medis tiba untuk menangani korban-korban yang terdampak dari ledakan pertama, lapor kantor berita Reuters. Sebuah truk meledak di persimpangan yang sama hampir tepat lima tahun lalu, menewaskan lebih dari 500 orang – serangan terburuk dalam sejarah negara itu.
Di antara mereka yang tewas adalah seorang jurnalis terkemuka dan perwira polisi senior. “Saya di sini untuk memberitahu rakyat Somalia bahwa serangan Oktober seperti itu tidak akan terjadi lagi, insya Allah,” kata Presiden Mohamud setelah mengunjungi lokasi serangan. “Pemboman itu adalah pesan yang dikirim oleh militan untuk menunjukkan bahwa mereka masih hidup, meskipun faktanya mereka dikalahkan di medan perang oleh pasukan pemerintah,” tambahnya.
Misi Uni Afrika (AU) di Somalia mengatakan bahwa “serangan itu menggarisbawahi urgensi dan kepentingan kritis dari serangan militer yang sedang berlangsung untuk lebih menurunkan al-Shabab”. AS, Turki, Qatar, dan Jerman mengutuk serangan itu. Al-Shabab telah memerangi pemerintah federal yang didukung AU untuk menguasai Somalia selama sekitar 15 tahun. Kelompok ini menguasai sebagian besar Somalia selatan dan tengah, tetapi juga mampu memperluas pengaruhnya ke daerah-daerah yang dikendalikan oleh pemerintah yang berbasis di Mogadishu.
Pada 6 November, bom bunuh diri susulan meledak di dekat kamp pelatihan militer di Somalia, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 11 lainnya, menurut kantor berita SONNA yang dikelola pemerintah. Serangan tersebut terjadi di di kamp di ibukota Somalia, Mogadishu, yang juga diklaim oleh kelompok bersenjata al-Shabab.